LUWUK, Luwuk Times.ID— Badan masjidnya kecil mungil. Meski minimalis, tetapi bisa menampung sebanyak 750 jamaah.
Iya, jangan salah. Itu apabila ta’mir masjidnya menggunakan pelataran untuk shalat para jamaah. Pelataran yang telah dipasang atap itu memang cukup luas. Ukurannya malah melebihi dari badan masjid.
Letak masjid yang didominasi cat warna hijau berpadukan kuning ini, bukanlah berada di depan jalan besar. Namun di gang kecil atau tepatnya di depan lorong yang disebut warga sekitar adalah lorong Setia Budi Kelurahan Luwuk Kecamatan Luwuk.
Nama masjid yang mulai digunakan sejak tahun 1995 itu adalah Baitur Rahim.
Alfian Djibran yang merupakan salah satu jamaah sekaligus donator, tahu banyak tentang historis masjid yang sering dijadikan pusat kegiatan dakwah majelis ta’lim serta remaja masjid setempat.
Kepada Luwuk Times, Senin (12/04/2021), Ketua PHBI Kabupaten Banggai ini bercerita sedikit tentang profil masjid tersebut.

“Lokasi masjid merupakan tanah warisan yang dihibahkan kakek kami Abd. Rahim Datu Adam. Karena itu kami beri nama masjid Baitur Rahim,” kata Alfian.
Abd. Rahim sambung Alfian, salah satu pemuka agama di Luwuk. “Ketika itu masih disebut Dongkalan. Dan beliau dikenal dimana-mana dengan nama akrab Tete Kadi,” kenang Alfian.
Abd. Rahim kata Alfian lagi, terkenal dengan ketokohon di bidang agama. Yang bersangkutan sangat familiar dan suka menolong sesama.
Bahkan karena ketokohannya, beliau sangat disegani. Apabila ada persoalan yang timbul di tengah masyarakat, Abd. Rahim selalu ambil bagian di tengah-tengah warga. Termasuk melindungi hak-hak masyarakat saat masa penjajahan.
“Tete Kadi juga pekerja keras. Termasuk konsisten dalam mendidik anaknya hingga sukses di dunia pendidikan,” tutur Alfian.
Tidak berbeda dengan masjid lain yang ada di Kota Luwuk. Masjid Baitur Rahim, aktif dengan kegiatan keagamaan. Sehingga tidak heran, masjid ini mampu melahirkan sejumlah dai muda.
Di bulan Ramadhan ini, aktivitas Masjid Baitur Rahim dipastikan bergeliat. Buka puasa bersama serta kajian Alquran dan beberapa agenda religi lainnya kembali mewarnai rumah Allah tersebut.
Satu hal yang masih kental di benak, puasa tahun lalu, dimana ada beberapa masjid tidak buka, lantaran mengantisipasi penyebaran virus corona, Masjid Baitur Rahim justru tetap action. Meski begitu para ta’mir masjid tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan atau prokes. *
(yan)
Discussion about this post