Karena mereka masih akan berkompetisi pada Pra PON. Ajang ini menjadi seleksi menuju PON Aceh-Sumut.
Untuk merebut tiket ke PON, tentu saja pejuang olahraga Banggai akan berkompetisi lagi dengan para duta olaharaga dari kabupaten/kota pada ajang Pra PON.
Tentu saja butuh anggaran yang cukup besar, ketika masuk bursa Pra PON. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah bisa tertalangi dengan anggaran yang hanya Rp 750 juta itu?
NASIB CABOR
Ada 6 cabang olahraga yang tahun ini akan bergabung pada KONI Banggai.
(Klik juga: KONI Banggai Bakal Tambah ‘Anak’, 6 Cabor Masuk Daftar Tunggu).
Ketika itu resmi, maka sudah ada 36 Pengkab yang menjadi tanggung jawab KONI Banggai untuk membesarkan para anak-anaknya itu.
Tetapi jika melihat kondisi seperti ini, kemungkinan besar tidak akan terjadi penambahan Pengkab.
Untuk cabor yang ada saja, susah untuk mendanai selama 1 tahun. Apalagi harus ada ketambahan.
Sejatinya, Rp 750 juta itu hanya untuk operasional KONI Banggai. Karena pengalaman selama ini, sekretariat KONI dalam setahun menghabiskan anggaran berkisar 600-800 juta.
Selain operasional, dana itu terpakai untuk membayar gaji sekretariat, biaya perjalanan dinas, ATK, listrik serta rekening air.
Nah, bagaimana jika dana Rp 750 juta ramai-ramai digunakan seluruh Pengkab yang ada pada KONI Banggai. Tentu tidaklah cukup.
Sehingga sudah dapat kita tebak, nasib cabang olahraga Banggai pasca juara umum Porprov IX Sulteng tahun 2022.
Semua terpulang pada political wil Bupati Banggai Amirudin dalam menyikapi dana hibah KONI Banggai yang tidak sesuai ekspektasi para pegiat olahraga Kabupaten Banggai tersebut. *
Discussion about this post