Resep Menghadapi Pesta Demokrasi 2024
Oleh: Dr. Syarif Makmur, M.Si
SEMENJAK dalam proses menjadi seorang manusia, kita telah bersaing ditengah persaingan jutaan sperma memperebutkan sel telur perempuan, dan kita jadi sebagai pemenang.
Demikian pula dalam kehidupan, persaingan terus hadir, baik yang tampak maupun yang tak tampak.
Setelah kita lahir kita tidak pernah bersaing dengan siapapun, kita hanya menjalankan kehidupan kita sendiri. Kita tidak pernah memainkan permainan untuk menjadi yang terbaik dari siapapun, dalam bentuk apapun.
Kita hanya ingin meningkatkan kualitas kehidupan kita lebih baik dari kemarin, dan kedepan lebih baik dari hari ini.
Jangan pernah kesal untuk terus berbuat baik, cuma kadangkala kita sering kecewa berbuat baik kepada orang yang salah.
Sering kita mengira, bila kita berbuat baik kepada orang lain, maka orang lain akan berbuat hal yang serupa. Tetapi dunia tidak sebaik yang kita kira.
Seribu kebaikan yang kita lakukan akan dilupakan hanya karena satu kesalahan yang belum tentu kita lakukan.
Sehitam manapun sejarah hidup kita, selagi kita masih bernyawa kita masih memiliki potensi besar menjadi ahli surga.
Jangan pernah berhenti untuk menjadi yang terbaik, karena seringkali musuh kita dalam persaingan bukanlah orang lain, melainkan diri kita sendiri.
Terperangkap dalam pikiran sendiri, dan sulit keluar mencari solusi padahal kita sudah berada di garis final sebagai pemenang, cuma satu ketidaksabaran menunggu sehingga kita dikalahkan oleh mereka yang lebih sabar.
Discussion about this post