Kolom Syarif

Sindrom: Tidak ada yang Memimpin Banggai Dua Periode, Opini atau Fakta akan Dibuktikkan Incumbent AT

821
×

Sindrom: Tidak ada yang Memimpin Banggai Dua Periode, Opini atau Fakta akan Dibuktikkan Incumbent AT

Sebarkan artikel ini
Gubernur Sulteng Rusdy Mastura bersama Bupati Banggai Amirudin, pada sebuah momentum di Kota Palu. (Foto: Istimewa)

Oleh: DR. Syarif Makmur, M.Si

NOVEMBER 2024 Pilkada Banggai akan digelar. Dinamika politik Banggai mulai mengerucut ke beberapa nama. Sebut saja AT (Amirudin Tamoreka), Herwin Yatim (HY), Samsul Bahri Mang (Obama), Sulianti Murad, Sri Indraningsih Lalusu (SIL) dan beberapa nama lainnya.

Dari Rekam jejak Pilkada Banggai 20 tahun terakhir, tidak ada satupun Bupati Banggai yang mampu bertengger dua periode.

Sofhian Mile, mantan anggota DPR-RI tiga periode dan mantan Bupati Banggai 2011-2016 dengan segala keberhasilan nya ditambah lagi sebagai putera daerah, namun dikalahkan Herwin Yatim yang juga sebagai mantan Wakil Bupati.

Herwin Yatim pun yang rekam jejak nya diakui oleh Publik Banggai bahkan nama nya tersimpan secara terhormat di Kemendagri sebagai Bupati berprestasi di Indonesia. Namun HY ditumbangkan oleh nama baru AT yang berhasil dan memenangkan Pilkada Banggai 2020.

Demikian pula Ma’mun Amir yang dianggap publik Banggai punya prestasi gemilang dalam membenahi birokrasi dan juga punya nama besar sebagai anak raja Banggai dapat dikalahkan oleh pendatang baru Sofhian Mile yang berpasangan dengan HY.

Sepertinya masyarakat Banggai bak anak-anak yang selalu bosanan, ingin ada kepemimpinan baru dalam setiap Pilkada.

Paradigma berpikir masyarakat Banggai yang selalu pasang surut dipengaruhi beberapa faktor, baik secara eksternal maupun internal.

Baca:  Analisis Rekam Jejak: Siapa Bupati Banggai Terbaik Selama Ini?

Pertama, secara internal, belum ada kesepakatan politik antara suku Saluan, Balantak dan Banggai tentang figur pemimpin yang mereka cintai dan segani.

Kedua, ada kemajuan berpikir dari rakyat Banggai yang selalu membandingkan keberhasilan pemimpin nya dengan keberhasilan pemimpin di daerah lainnya.

Ketiga, birokrasi Banggai didominasi orang-orang luar non putera Daerah.

Dan keempat, kemiskinan kultural dan struktural di Banggai tidak mengalami penurunan bahkan bertambah (BPS, 2019).

Secara eksternal, Banggai masuk kategori tertinggi money politik di Indonesia, hal ini dipengaruhi pertama, APBD Banggai masih didominasi oleh subsidi pusat melalui DAU dan DAK.

Kedua, kemiskinan yang selalu bertambah dan tanpa adanya solusi terbaik. Ketiga, pengaruh politik nasional berdampak kepada tatanan kehidupan masyarakat Banggai yang selalu berubah baik sikap, pikiran dan tindakan (Johan, 2020). 

Perubahan sikap dan perilaku politik masyarakat Banggai dapat dilihat pada hasil Pileg 2024 yang menunjukkan bahwa pilihan politik selalu mengalami perubahan setiap 5 (lima) tahun.

Faktor politik uang selalu menjadi alasan bagi rakyat Banggai untuk memilih figur-figur baru yang tentunya memberi harapan baru bagi kehidupan dan kesejahteraan rakyat.

Kondisi inilah yang akan di rancang dan dibangun oleh AT yang secara kebathinan sudah memahami mentalitas rakyat Banggai yang sangat dinamis dalam memainkan money politik.

Baca:  Bila Orang-Orang Baik dan Benar Berdiam Diri Maka Dipastikan Prilaku Firaun-Prilaku Haman dan Prilaku Qorun yang Akan Berkuasa

Memang sudah sangat susah merubah mental masyarakat Banggai untuk tidak menerima politik uang.

Tidak saja rakyat paling bawah, tetapi para ASN juga bermain dalam setiap perhelatan politik di Banggai. Netralitas ASN di Banggai termasuk paling parah di Indonesia.

Karena secara terbuka dan terang-terangan memihak kepada salah satu calon terutama in-cumbent dengan jaminan uang dan jabatan.

Kondisi psikologis seperti ini berhasil di desain oleh AT melalui perangkat nya yang memiliki kekuasaan dan jabatan serta uang.

AT juga tidak saja berhasil mengelola birokrasi menjadi pemain politik terbaik, tetapi ia juga cerdas dalam mengelola Forkompinda, KPU dan Bawaslu bahkan hubungan komunikasi pemerintahan dengan seluruh kementerian termasuk Kementeriaan Dalam Negeri berjalan dengan sangat signifikan.

Apakah AT akan memimpin Banggai dua periode? jawaban nya ya. Karena bukti dan alat ukurnya sangat jelas dengan keberhasilan partai Golkar meraih suara terbanyak dan menghantarkan Beniyanto ke DPR-RI dan Maryam Tamoreka ke kursi DPRD Provinsi Sulawesi Tengah merupakan prestasi politik yang tidak diperoleh oleh Bupati-Bupati lainnya di Indonesia.

Sindrom Dua Periode Akan Dibuktikan AT

Sebagian para pengamat politik lokal di Banggai meyakini bahwa akan ada pemimpin baru Banggai pada Pilkada 2024 dan AT akan kalah.

error: Content is protected !!