“Selang Januari sampai dengan Juni itu merupakan tahapan perencanaan. Harusnya pada range waktu itulah KONI fokus,” ucapnya.
Harusnya pula sambung Haji Udin-sapaan akrab Syafruddin Husain, dalam rapat KONI pembahasan anggaran, melibatkan OPD teknis. Semisal Bappeda. Termasuk kalangan DPRD yang masuk dalam struktur KONI. Sehingga mengetahui tentang seperti apa tahapan penganggaran APBD.
Apakah anggaran Rp 750 juta itu bisa tertopang dengan ABT? Ia kembali menjelaskan, untuk penambahan pada ABT bisa dilakukan. Akan tetapi penambahannya tidak begitu signifikan. Lagi pula durasi waktunya lebih singkat, ketimbang penetapan.
Untuk CSR (corporate social responsibility) perusahaan, menurut Haji Udin jangan terlalu banyak berharap. Karena itu hanya bersifat bantuan.
“CSR perusahaan itu sunnah. Yang wajib itu buat masyarakat yang berada pada lokasi kegiatan perusahaan,” katanya.
Untuk persoalan ini sambung dia, bukanlah faktor kesengajaan. Akan tetapi sudah seperti itu sistem yang diterapkan. Sehingga kedepan saran Haji Udin, persiapan harus lebih matang.
Karena tanpa dana hibah yang maksimal, KONI Banggai tidak mampu memaksimalkan pembinaan cabor. Apalagi lagi jumlah cabor di bawah naungan KONI Banggai sudah begitu banyak. *
Sofyan Labolo
Discussion about this post