PEKERJAAN yang paling berat di dunia adalah Amanah. Karena amanah orang bisa berkhianat.
Pekerjaan yang paling dekat di dunia ini adalah kematian. Karena kematian adalah sesuatu yang pasti pada diri kita, dimana saja kita berada diikuti oleh kematian.
Pekerjaan yang paling besar di dunia ini adalah Nafsu. Karena nafsu bisa membuat orang melenceng dari kebenaran.
Jika engkau diberi amanah oleh Allah, janganlah mengikuti hawa nafsumu ingin melenceng dari kebenaran,
ا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَىٰ أَنْ تَعْدِلُوا ۚ
Artinya :
Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. (An – Nisa 135).
Tegakkanlah kebenaran seadil adilnya, karena adil lebih dekat kepada taqwa.
اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya :
karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al – Maidah 8).
Dalam Alquran nafsu ada 3, yakni Nafsu Amarah, Nafsu Lawamah dan Nafsu Mutmainnah.
وَمَآ اُبَرِّئُ نَفْسِيْۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ ۢ بِالسُّوْۤءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْۗ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Yusuf : 53)
Nafsu Amarah selalu mengajak pada hal hal negatif seperti, marah, iri, dengki, tamak, serakah, culas, licik, rakus, egois serta boros.
Dan sifat sifat yang cenderung desktruktif merusak hal hal di luar dirinya.
Nafsu amarah yang dominan menguasai diri seseorang, akan merusak organ tubuh manusia itu sendiri, juga merusakan lingkungan dan tatanan kehidupan.
Nafsu lawamah, cenderung merusak dirinya sendiri (destruktif ke dalam).
Mereka adalah mental penyesalan, minder, kekecewaan, putus asa, kecemasan, kekhawatiran dan ketakutan.
Selain itu keraguan, kesedihan, meratapi masa lalu, menyalahkan keadaan, menyalahkan orang lain, dan menyalahkan diri sendiri.
Nafsu Mutmainnah, adalah Jiwa yang Tenang.
Mereka tidak lagi membedakan kebahagiaan dan penderitaan, tidak membedakan masalah dan kesuksesan.
Menurut mereka, segala hal yang terjadi adalah cara Allah mendekati hambaNya, baik dengan duka maupun air mata.
Jiwa yang tenang telah ridha pada Allah, dan Allah ridha pada mereka. *
Jamal Sahil
Discussion about this post