Reporter Setiyo Utomo
Luwuk Times — Satu-satunya cabang olahraga (cabor) di Sulawesi Tengah (Sulteng) yang secara konsisten bisa mempertahankan prestasinya, hanyalah cabor sepak takraw.
Hal itu terbukti melalui atlet takraw putri Sulteng pada 3 kali pekan olahraga nasional (PON), yakni Riau 2012, PON XIX Bandung 2016 dan PON XX tahun 2021 Papua.
Pada tiga PON itu atlet sepak takraw Sulteng mampu mempertahankan raihan medali perunggunya.
Jika pada level nasional prestasi takraw Sulteng bisa terjaga, tetapi pada tingkat provinsi peta kekuatan cabang olahraga ini telah bergeser.
Porprov tahun 2019 Parigi Moutong, kekuatan sepak takraw ada pada Buol, Tolitoli dan Palu. Namun saat ini sudah bergeser ke Banggai dan Morowali.
Cermin bahwa peta kekuatan sepak takraw sudah berpindah, terlihat pada hasil final sepak takraw Porprov IX Banggai, bertempat alun-alun Bumi Mutiara Luwuk, Rabu (13/12/20222). Yang mempertemukan tim takraw Kabupaten Banggai dengan Kabupaten Morowali.
Berlangsung Sengit
Babak final perebutan medali emas beregu antara regu tuan rumah Banggai kontra Morowali berlangsung sengit dan turut disaksikkan ratusan penonton.
Hasil pertandingan regu pertama Banggai mampu menjinakan Morowali dengan skor 2-1.
Tim kedua Morowali yang tertinggal berupaya bangkit. Mereka berhasil mengalahkan Banggai 2 set langsung.
Pada posisi 1-1, kedua kubu coba tampil dengan pemain terbaiknya dan berupaya main semaksimal mungkin.
Menang jam terbang dengan materi pemain yang merata, membuat Banggai menyudahinya dengan kemenangan.
Sekaligus meraih medali emas dan makin memperlebar jarak dengan Kota Palu dalam pengumpulan medali.
Kerja Keras Atlet
Ketua KONI Kabupaten Morowali Hj Chica kepada Luwuk Times mengaku bangga dengan kerja keras dan capain atletnya.
Soal target Morowali, Hj Chica optimis bisa masuk 3 besar.
“Beberapa cabor yang saya harapkan bisa memberikan kontribusi tambahan medali untuk Morowali. Yakni karate, biliar, bulutangkis serta beberapa cabor lainnya,” kunci ketua KONI Morowali ini. *
Discussion about this post