BANGGAI— Gong pekan olahraga nasional (PON) XXI tahun 2024 belum ditabuh. Sesuai jadwal PON Aceh-Sumut, baru akan diresmikan 9 September 2024 oleh presiden Joko Widodo, bertempat Stadion Harapan Bangsa, Kota Banda Aceh. Stadion itu berkapasitas 18.000 penonton, dipilih menjadi tempat opening ceremony.
PON XXI yang akan dihelat mulai tanggal 9-20 September 2024 merupakan sejarah baru. Itu karena dilaksanakan di 2 provinsi, yakni Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dan Provinsi Aceh.
Bagi Provinsi Sumut ini merupakan PON kedua, setelah PON pertama tahun 1953. Sementara bagi Provinsi Aceh merupakan PON pertama.
PON XXI Aceh-Sumut nantinya akan mempertandingkan 67 cabang olahraga (cabor), 88 disiplin dan 1.038 nomor pertandingan.
Adapun cabor yang akan dilaksanakan di Sumut berjumlah 34 cabor, 46 disiplin dan 528 nomor pertandingan. Di Aceh ada 33 cabor 42 disiplin dan 510 nomor pertandingan.
Untuk diketahui, senam merupakan cabor yang pertama menggelar pertandingan di PON XXI. Tanggal 27 Agustus sudah mulai kegiatannya di Kota Medan. Disusul cabor akuatik di Sumut dan Sepak bola di Aceh.
Dari 38 provinsi yang ambil bagian pada PON Aceh-Sumut baru 13 provinsi yang berhasil meraih medali. 25 provinsi lainya termasuk Sulawesi Tengah (Sulteng) belum mendapatkan medali.
Kontingen Sulteng
Datang dengan penuh percaya diri, 210 atlet Sulteng, akan bertarung pada 30 cabor, optimis dapat merealisasi 10 medali emas yang dicanangkan Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura. Jika target 10 emas terkabul tentu peringkat Sulteng akan naik ke papan tengah.
Sekadar pembanding PON XX di Papau tahun 2024, Kontingen Sulteng hanya diperkuat 62 atlet, turun berlaga di 18 cabor, berhasil meraih 1 medali emas 5 perak dan 6 perunggu. Peringkat 29 atau naik 2 strip prestasinya dibanding PON tahun sebelumnya.
Pengalaman merupakan guru paling berharga. Belajar dari sana, usai PON Papua, KONI Sulteng langsung berbenah dan tancap gas bekerja. Hasilnya tokcer dan tidak mengecewakan, 21 medali emas mampu direbut atlet-atlet Sulteng pada babak kualifikasi (BK) PON yang sifatnya nasional, lewat cabor renang, dayung, atletik, triathlon, Panahan dan Kick boxing.
Beberapa pemerhati dan pegiat olahraga di Sulteng, kepada Luwuk Times, Senin (02/09/2024) menuturkan, sejatinya target 10 medali emas yang dipatok gubernur terlalu minim dan kurang rasional.
Pasalnya, pada babak kualifikasi (BK) PON yang sifatnya nasional, atlet-atlet Sulteng sudah mampu meraih 21 medali emas.
Hasil tersebut merupakan gambaran dari kekuatan dan kemampuan atlet yang nantinya akan berlaga di PON.
Menetapkan target medali pada sebuah event semisal PON harus ada parameternya.
Hasil BK PON sejatinya bisa dijadikan target. Dengan alasan, BK PON merupakan capaian prestasi yang terukur dan rasional yang telah diraih atlet-atlet Sulteng.
PON nanti hanyalah pengulangan pertemuan pada kompetisi yang pernah dilalui atlet saat babak kualifikasi.
Jika persiapan atlet Sulteng dilakukan secara serius, berkesinambungan didukung nutrisi yang memadai, dan sistem akepelatihan yang bermutu tentu akan memudahkan 21 medali emas yang pernah diraih untuk dipertahankan, bahkan ditingkatkan.
“Sebaliknya kalau persiapannya carut marut tentu sulit untuk mempertahankan prestasi yang sudah pernah didapat,” ungkap para pemerhati dan pegiat olahraga Sulteng.
Amirudin Tamoreka ke Aceh-Medan
Pesta olahraga paling Akbar di Indonesia (PON) 9 September 2024, gong-nya akan ditabuh Presiden Joko Widodo di Stadion Harapan Bangsa Aceh.
Sebanyak 38 provinsi telah mengatakan siap ambil bagian, termasuk di provinsi Sulteng.
PON XXI tahun 2024, kontingen Sulteng datang dengan 210 atlet dan akan ikut “berjibaku” pada 30 cabor.
Diantara 210 atlet yang berasal dari 13 kabupaten kota di Sulteng. Terselip 23 atlet asal Banggai yang akan berlaga di 15 cabang olahraga.
Demikian halnya kabupaten Morowali ikut berkontribusi dengan 38 atlet yang akan berlaga pada 8 cabang olahraga.
Dua KONI kabupaten, yang terletak di jazirah timur Sulteng ini terlihat sangat serius mendukung kontingen Sulteng, lewat atlet-atlet terbaiknya.
Ketua KONI Banggai, Amirudin Tamoreka yang juga adalah Bupati Banggai, saat dikonfirmasi pekan lalu di Luwuk mengaku akan hadir pada pembukaan PON di Aceh.
Sekaligus akan memberi support bagi atlet-atlet Banggai, agar fokus dan bertanding all out, demi nama baik Sulteng, lebih khusus Kabupaten Banggai.
Tak cuma Amirudin Tamoreka, peraih Golden Award Siwo PWI, simbol tokoh olahraga tahun 2024 yang akan ke Medan mensuport atlet daerahnya.
Ketua KONI Morowali, Drs Yusman Mahbub, M.Si yang juga Pj Bupati Morowali. mengatkan akan mengupayakan untuk hadir di Aceh-Sumut, agar bisa memberi dukungan moril maupun materil kepada atlet asal Morowali, yang berjuang membela nama Provinsi Sulteng, lebih khusus Kabupaten Morowali.
Disinggung bonus bagi atlet yang berprestasi? Drs Yusman Mahbub, M.Si, menyarankan tanya langsung kepada ketua Harian KONI Morowali, sembari menunjuk Syamsi Laonu, SE yang duduk di sampingnya.
Ketua harian KONI Morowali, Syamsi Laonu menjelaskan, untuk mensuport atlet asal Morowali yang ada dalam puslatda yang akan ke PON, KONI Morowali mensuport setiap atlet dengan uang pembinaan sebesar Rp.1, 5 juta. Perlu diketahui untuk bulan kemarin ada keterlambatan dalam penyaluran.
“Insya Allah, dalam waktu dekat sudah disalurkan. Atlet akan menerima 2 bulan, termasuk 1 bulan yang terlambat”, jelas Syamsi Laonu.
Lain Morowali lain Kabupaten Banggai. Untuk bonus bagi atlet yang berprestasi KONI Banggai, telah menganggarkan.
Menurut Sekretaris KONI Banggai, Sugiarto Djanun, bulan kemarin KONI Banggai sudah memberikan dukungan bagi atlet-atlet Banggai yang ada di Puslatda.
Untuk PON bagi atlet yang berprestasi telah disiapkan bonus, besarnya akan ditentukan kemudian.
Yang pasti kata Sugiarto Djanun yang akrab dengan sapaan Mr Sugi, KONI Banggai sudah menyiapkan Rp. 300 juta. Adapun bagi-baginya akan diatur kemudian.
Dua ketua KONI Kabupaten Banggai dan Morowali, yang juga Bupati Banggai dan Pj Bupati Morowali, secara terpisah menilai atlet berprestasi patut dihargai dan diberi bonus.
Mereka bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi kalangan muda untuk tidak takut menjalani profesi olahraga.
Dengan olahraga ternyata orang bisa menggapai sukses. Termasuk sukses di dunia politik dan pemerintahan. *
Reporter Setiyo Utomo
Baca: Allyzah Madina Murad, Atlet Taekwondo Banggai di PON XXI Aceh-Sumut dapat Uang Saku
Discussion about this post