Bentuk syafaat Rasul lainnya dalam bentuk doa sapu jagad. Doa yang disampaikan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam saat di akhirat.
Saat nabi lainnya atau satu makhluk pun tidak ada lagi yang sanggup berdoa, Rasul justru menggunakan doa tersebut untuk umatnya.
Dan Allah Subhaanahu wa Ta’aala harus mengijabah doa tersebut. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Setiap Nabi mempunyai doa yang mustajab. Bila mereka menggunakannya, maka doanya segera dikabulkan.
Sementara aku menyimpan doa yang mustajab itu untuk memberikan syafaat kepada umatku di hari kiamat. Syafaat itu insya Allah diperoleh umatku yang meninggal tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun.”
Selain Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa salam dan para nabi lainnya, Allah Subhaanahu wa Ta’aala juga memberikan izin kepada manusia yang dipilih untuk memberikan syafaat kepada manusia lainnya.
Sepanjang yang diberikan syafaat masih beriman kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala walaupun hanya sebesar biji atom. Seperti seorang yang syahid di jalan Allah misalnya.
Ia bisa memberikan syafaat kepada anggota keluarganya untuk sama masuk ke dalam surga. Dalam sebuah hadis riwayat Imam At-Tirmidzi dan Ibnu Majah Rasulullah shallalaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang mati syahid di sisi Allah mempunyai enam keutamaan; dosanya akan diampuni sejak awal kematiannya, diperlihatkan tempat duduknya di surga, dijaga dari siksa kubur, diberi keamanan dari ketakutan yang besar saat dibangkitkan dari kubur, diberi mahkota kemuliaan yang satu permata darinya lebih baik dari dunia seisinya, dinikahkan dengan tujuh puluh dua bidadari dan diberi hak untuk memberi syafaat kepada tujuh puluh orang dari keluarganya”
Bila Allah Subhaanahu wa Ta’aala menakdirkan bahwa kita tidak mendapatkan syafaat Rasul. Kita juga tidak memiliki keluarga yang syahid, sehingga bisa mengajak kita untuk masuk surga bersamanya, maka Allah Subhaanahu wa Ta’aala dengan rahmatNya memberikan kesempatan kepada kita untuk membuat syafaat kita sendiri.
Syafaat yang mengokohkan dan memberikan kenyamanan kepada kita saat berdiri di Padang Mahsyar. Syafaat yang akan memasukkan kita ke dalam surga. Dan bukan hanya itu, diberikan pintu khusus bagi kita untuk memasuki surga dengan syafaat tersebut.
Syafaat tersebut yang ditegaskan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa salam dalam sebuah hadis riwayat Imam Ahmad, “Puasa dan Al-qur’an akan memberi syafaat bagi seorang hamba di hari kiamat.
Puasa berkata: Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya. Dan Al-Qur’an berkata: Aku menahannya dari tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya, maka keduanya pun diizinkan memberi syafaat.”
Kita bisa merekayasa syafaat kita sendiri, salah satunya dengan berpuasa. Kita bisa merancang cara kita masuk surga dengan berpuasa. Melalui sebuah pintu khusus yang bernama Ar-Rayyan, yang hanya dibuka bagi orang-orang yang berpuasa di surga.
Saat ini, alhamdulillah kita sedang bersama Ramadhan. Kita memiliki kesempatan untuk merancang syafaat itu karena kita sedang berpuasa wajib. Marilah kita rekayasa syafaat puasa itu dengan sebaik-baiknya. *
Discussion about this post