Luwuk Times, Jakarta — Aktivis Palestina sekaligus penasehat Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP), DR. Ahed Abo Al-Atta mendesak dunia internasional, negara-negara Arab dan umat Islam untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina dengan membuka perbatasan dan koridor bantuan kemanusiaan. Desakan itu disampaikan Ahed, Sabtu (18/11/2023).
Ahed merupaka warga Gaza, Palestina yang saat ini bermukim di Indonesia. Desakan Ahed ini, merespon pembantaian demi pembantaian Pendudukan Zionis Israel terhadap warga Jalur Gaza, Palestina.
Ahed mengatakan, setiap hari warga Gaza bangun dengan pembantaian terbaru yang dilakukan penjajah Israel.
Israel mendapatkan legalitas dan lampu hijau membantai rakyat Palestina di Gaza dari Amerika Serikat.
Ahed menyebut apa yang nampak di media adalah bagian terkecil dari realitas dan kondisi yang terjadi di Gaza. Akibat terputusnya jaringan internet, listrik dan media sosial.
Serangan demi serangan dilancarkan militer Israel terhadap warga sipil Gaza. Hingga Sabtu hari ini atau Jumat malam waktu Gaza, warga sipil Gaza terus mendapatkan penyerangan secara membabi-buta oleh pasukan militer Pendudukan Israel.
Genosida yang dilakukan semalam di kota dan Jalur Gaza bagian utara bahkan lebih brutal. Karena penembakan senjata dan artileri militer Israel dilakukan secara gila-gilaan itu berlangsung dalam 75 menit tanpa henti.
Ironisnya, tidak ada sarana komunikasi atau media yang dapat mengungkapkan apa yang sedang terjadi di sana.
Jenazah para syuhada dikabarkan tergeletak di jalanan. Sedangkan mereka yang mengalami luka-luka atas penyerangan itu tidak dapat mencapai rumah sakit yang tersisa, karena akses yang sulit. *
Kunjungi Luwuk Times di Google News
Discussion about this post