SETELAH beberapa saat yang lalu Presiden Jokowi menyindir ASN-PNS Indonesia hanya sibuk dengan SPJ, ternyata bukan hanya itu penyakit Brokrasi kita saat ini yang sangat membahayakan.
Dihimpun dari berbagai pemberitaan, dan di identifikasi satu persatu, ternyata ada 12 Penyakit ASN-PNS di Birokrasi Indonesia saat ini yang dalam tanda kutip SULIT DISEMBUHKAN.
Berikut adalah 12 penyakit tersebut:
(1). Penyakit Ginjal, yang merupakan singkatan dari Gaji ingin naik, tetapi kerja lamban.
Padahal Presiden Jokowi telah menaikkan Gaji PNS sebesar 8 % (delapan prosen), tetapi tidak berbanding lurus dengan kecepatan bekerja.
Urusan pelayanan publik yang seharusnya dapat diselesaikan sehari menjadi berhari-hari. Urusan yang seharusnya cepat menjadi lambat. Urusan yang mudah dibuat sulit, dan seterusnya.
(2). Penyakit Radang Paru-paru, yang merupakan singkatan dari Rajin datang tetapi pulang buru-buru.
Fenomena ini terlihat hampir setiap hari di jam kerja, dimana ASN-PNS dengan pakaian seragam lengkap terlihat rajin masuk kantor tetapi sebelum pukul 12.00 sudah buru-buru pulang alasan anak sakit, mertua sakit dan urusan rumah tangga yang lain.
Tanda tangan atau absensi secara elektronik tidak membuat ASN-PNS patuh dan disiplin.
Para atasan atau pimpinan kantor pura-pura tidak tau.
(3). Penyakit Jantung, yang merupakan singkatan dari jarang masuk kantor tetapi ngarep Gaji.
Penyakit ini sudah sangat lama, bahkan disuatu daerah ada yang setahun tidak masuk kantor, tetapi terima gaji dan naik pangkat terus.
Fenomena ini merupakan akibat dari pola rekrutmen PNS jaman orba yang mengutamakan kedekatan keluarga (nepotisme), yang hngga kini di era reformasi terus berlanjut.
Bahkan di era reformasi saat ini, bila seseorang menguntungkan secara politik akan diangkat sebagai Pegawai sekalipun tidak memiliki kompetensi dan keterampilan sedikitpun.
(4). Penyakit Asma, yang merupakan singkatan dari Asal mengisi Absen.
Fenomena ini hampir merata terdapat pada ASN-PNS Daerah.
Bahkan penulis pernah menjumpai, seorang ASN-PNS yang menduduki Jabatan Staf Ahli Bupati (eselon II), setiap hari masuk kantor hanya mengisi absen doang, tetapi tidak bekerja.
Padahal seharusnya seorang staf ahli Bupati harus bekerja memberikan kontribusi kepada Bupati seseai Keahliannya sebagai staf ahli.
Gejala ini juga merupakan akibat dari adanya asumsi di daerah bahwa jabatan staf ahli adalah jabatan buangan, tidak seperti jabatan Kepala Dinas.
Penyakit Asma ini sulit disembuhkan, bila sistem manajemen ASN-PNS di daerah tidak di kontrol dengan baik.
(5). Penyakit FLU, yang merupakan singkatan dari facebook melulu.
Discussion about this post