IKLAN
Kolom Syarif

12 Penyakit ASN-PNS Indonesia tak Dapat Disembuhkan

903
×

12 Penyakit ASN-PNS Indonesia tak Dapat Disembuhkan

Sebarkan artikel ini

Ketergantungan terhadap HP telah melanda semua ASN-PNS di Indonesia.

Bahkan hasil penelitian terkini, menunjukkan bahwa ASN-PNS Indonesia menghabiskan waktu nya 80 % bermain HP atau facebook melulu (Flu).

Penyakit flu ini tidak hanya melanda anak-anak, tetapi juga telah melanda para ASN-PNS. Kontribusi kinerja hanya sekitar 20 % (dua puluh prosen), sisanya di sumbangkan untuk bermain medsos : FB, WA, twiter, instagram, dan seterusnya.

Penyakit flu ini jika tidak segera di obati akan menjadi penyakit permanen di birokrasi Indonesia, yang akan semakin sulit menuju birokrasi kelas dunia.

(6). Penyakit TBC, yang merupakan singkatan dari Tidak Bisa Komputer.

Era digitalisasi saat ini telah mewajibkan seorang ASN-PNS harus dapat menggunakan komputer, karena sistem kerja birokrasi saat ini telah berbasis elektronik bahkan tanda tangan seorang PNS atau pejabat telah menggunakan tanda tangan elektronik.

Presiden Jokowi telah mengeluarkan Perpres 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), yang menginstruksikan kepada semua Kementerian, Lembaga dan Pemerintahan Daerah agar pelayanan birokrasi harus menggunakan sistem elektronik, dengan mengabaikan penggunaan kertas.

Baca:  Pendapat dan Pendapatan, (Sebuah Diskusi yang Tak Ada Kesimpulan)

Sebagian besar Kementerian Lembaga di Pusat, tidak menggunakan lagi kertas dalam proses administrasi.

Bila ada Kementerian dan lembaga bahkan Pemerintahan Daerah yang masih menganggarkan pengadaan kertas dalam APBN / APBD, dapat dipastikan korupsi dan penyalahgunaan keuangan masih kerap terjadi.

(7). Penyakit Kudis, yang merupakan singkatan dari Kurang disiplin.

Fenomena kurang disiplin sebenarnya masih cukup baik, karena fakta yang terjadi sebenarnya adalah ASN-PNS tidak disiplin.

Akronim Disiplin adalah moral nya organisasi, hampir tidak di sadari dan dijalankan.

ASN-PNS Indonesia berbeda dengan sahabat kita TNI-Polri yang mengutamakan disiplin sebagai pilar terdepan, sehingga TNI-Polri tampak terlihat tertib, rapih, patuh dan taat.

Fenomena penyakit kudis ini membuat birokrasi Indonesia berjalan di tempat dan mengalami stagnan yang cukup signifikan.

Baca:  Psikologi Pensiun

(8). Penyakit Asam Urat, yang merupakan singkatan dari Asal sampai Kantor terus uring-uringan atau tidur.

Fenomena ini tampak terlihat, bagi pimpinan kantor yang kontrol nya ketat atau pengawasan melekat (Wasskat).

Bila kontrol pimpinan lemah, maka dapat dipastikan ASN-PNS ini tampak kelihatan rajin masuk kantor, tetapi tidak ada kerja yang dapat menyumbangkan organisasi.

Hal ini juga sebagai fenomena dimana Pimpinan atau atasan ASN-PNS yang bersangkutan tidak memberdayakan atau memberi pekerjaan kepad ASN-PNS yang memiliki penyakit asam urat ini.

Bila pimpinan memberikan tanggungjawab kerja dan memberdayakan ASN-PNS ini, maka penyakit asam urat ini perlahan dapat disembuhkan.

(9). Penyakit Kurap, yang merupakan singkatan dari korupsi dan rampok.

Tipe ASN-PNS yang mengidap penyakit kurap ini berada di level Pimpinan (minimal eselon III atau IV).

error: Content is protected !!