PALU – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Sulawesi Tengah mengharapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lebih meningkatkan literasi keuangan kepada masyarakat.
Ketua PWI Sulteng, Tri Putra Toana, mengatakan, di tengah perkembangan teknologi, industri jasa keuangan menjadi salah satu elemen yang mengikuti perkembangan tersebut dengan produk dan layanan yang disediakan.
Namun, harus diakui, hal tersebut tidak diikuti oleh perkembangan pengetahuan masyarakat. Akibatnya, tidak sedikit yang terjerumus pada produk-produk keuangan yang tidak dipahami berujung pada sengketa sektor keuangan.
OJK selaku lembaga pengawas memiliki tanggungjawab untuk mengambil peran melakukan langkah-langkah proteksi, salah satunya dengan upaya literasi dan edukasi.
“Kami mengharapkan OJK dapat meningkatkan literasi produk dan layanan industri jasa keuangan kepada masyarakat di era gempuran teknologi yang saat ini sangat massif memaksa produk dan layanan terus berubah mengikuti hal itu. Masyarakat juga harus diikuti dengan edukasi agar tidak ketinggalan,” kata Ketua PWI Sulteng Tri Putra Toana saat melakukan silaturahmi di Kantor OJK Sulteng, Jalan Basuki Rahmat, Kota Palu, Jumat (27/5/2022).
Gayung bersambut, Kepala OJK Sulteng, Triono Rahajro mengatakan, OJK selain melakukan pengawasan juga memiliki tugas untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat untuk mencapai inklusi keuangan.
“Kami selalu dituntut untuk kemudian bisa menunjukkan taringnya untuk melakukan edukasi ke masyarakat. Mengedukasi masyarakat menjadi utama, karena kuncinya disitu. Kita baru bisa inklusi kalau tingkat literasi dan edukasi tercapai,” kata Triono.
Untuk mencapai itu, lanjutnya, OJK tidak bisa melakukannya sendiri. Menurutnya, media menjadi salah satu instrumen untuk mengedukasi masyarakat. OJK selalu ingin melakukan langkah-langkah yang strategis untuk meningkatkan literasi.
“Tak mungkin OJK bisa sendiri, kita berharap menyampaikan perkembangan secara reguler kepada wartawan, tentang kinerja literasi hingga pengawasan. Saya mengibaratkan kalau pada acara seremoni, belum tentu audiens menyimak apa yang disampaikan, tetapi ketika itu ada di media cetak ataupun online, itu akan mudah membekas dan dipahami masyarakat,” katanya. *
Discussion about this post