Luwuk Times – Bupati Banggai Ir. H. Amirudin Tamoreka, MM menjadi Pembina Upacara pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional (HGN) yang ke 77 tahun, Senin (28/11/2022) bertempat di Lapangan Bumi Mutiara Luwuk.
Hadir bersama dengan Bupati Banggai, Wakil Bupati Banggai Drs. H. Furqanudin Masulili M.M., jajaran Forkopimda Banggai yakni Ketua DPRD Kabupaten Banggai Suprapto N., Assisten/Staf Ahli Bupati, Kepala OPD, Ketua dan Anggota Tim Penggerak PKK Kabupaten Banggai dan ribuan guru se-Kabupaten Banggai yang tergabung dalam PGRI Kabupaten Banggai.
Upacara berlangsung khidmat saat bendera merah putih dikibarkan. Saat itu, Bupati Banggai Ir. H. Amirudin Tamoreka yang menjadi Pembina Upacara membacakan sambutan.
Dalam sambutannya, Bupati Banggai mengatakan hari ini, kita kembali mengenang sejarah 77 tahun yang lalu ketika para guru di seluruh tanah air yang tergabung dalam puluhan organisasi guru yang berbeda paham dan golongan.
“Setelah proklamasi kemerdekaan RI 25 november 1945, PGRI hadir sebagai wadah perjuangan guru, pendidik dan tenaga pendidikan yang memperjuangkan kedaulatan negara republik indonesia, “ucapnya.
Selanjutnya Bupati Banggai mengatakan, PGRI sebagai organisasi profesi, merupakan kekuatan moral intelektual para guru.
“PGRI lebih mengedepankan sikap terbuka/inklusif, dengan memegang teguh etika, saling menghormati dalam spirit organisasi yang mandiri, unitaristik dan non partisan. PGRI terus menjaga kemitraan yang strategis dengan Pemerintah daerah dan menjadi saluran aspirasi,” imbuhnya.
Bupati Banggai berharap PGRI tetap harus berjuang terus, dan kepada segenap Pengurus PGRI Kabupaten Banggai kami mohon untuk tetap terus bekerja dengan sungguh-sungguh, menjaga sinergitas dan menjadi contoh dalam pendidikan karakter.
Diakhir kegiatan, Bupati Banggai menyerahkan penghargaan kepada sejumlah guru atas dedikasinya dalam memberikan ilmu kepada anak didik.
Ketua PGRI Kabupaten Banggai, Jamil Hasyim pada Luwuk Times mengatakan, di HUT PGRI dan HGN, guru Indonesia di era digitalisasi dituntut untuk bertransformasi.
“Mindsetnya tidak lagi mengajar, tapi juga belajar. Bukan mendidik, tapi mengarahkan. Penyesuaian ini karena era digital dan teknologi, tidak semua generasi guru, menguasai teknologi, makanya harus belajar,” cetusnya.
Tuntutan itu sejalan pula dengan perubahan kurikulum dan sederet peraturan serta regulasi yang dibuat pemerintah.
Guru sebagai profesi mulia dan terbesar di Indonesia, menjadi tanggungjawab PGRI untuk memperjuangkan peningkatan kualitas dan kesejahteraan para guru.
Secara historis, PGRI kata Kepala MTS Negeri 1 Banggai ini, hadir 100 hari sesudah kemerdekaan, dengan tujuan utama adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia berada ditangan para guru. *
Tim Liputan DKISP Banggai
Discussion about this post