LUWUK TIMES — Daerah pemilihan (dapil) 3 Banggai paling sedikit jatah kursi. Sehingga kompetisi di dapil tersebut sangatlah kompetitif.
Dari empat kursi yang disediakan di dapil 3, hanya ada empat partai politik (parpol) yang langganan mendorong kadernya duduk di DPRD Banggai.
Keempat kontestan pemilu itu adalah, PDI Perjuangan, Golkar, NasDem dan Partai Gerindra.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berobsesi dapat merebut satu dari empat kursi di dapil yang meliputi Kecamatan Balantak, Balantak Utara, Balantak Selatan, Mantoh, Lamala dan Masama tersebut.
Keoptimisan itu disampaikan Ketua DPC PKB Kabupaten Banggai, H. Syafruddin Husain kepada Luwuk Times di kantor DPRD Banggai, Rabu (03/05/2023).
Keyakinan Haji Udin-sapaan legislator lalong 3 periode untuk ‘mencuri’ satu jatah kursi di dapil 3 ini bukan tanpa alasan.
Ia percaya diri (pede), lantaran komposisi caleg di dapil wilayah kepala burung itu sangat mumpuni.
Di dapil itu, PKB Banggai mendorong Lesly Labalo. Ia merupakan mantan pensiunan ASN Pemprov Sulteng.
“Ia merupakan keluarga besar di Balantak. Dan masih punya kedekatan emosional dengan almarhum Mustapa Tatuereng,” kata Haji Udin.
Ada juga Nokta Ngareng. Ia merupakan mantan anggota DPRD Banggai beberapa periode lalu. Di dapil 3, PKB mengakomodir dua caleg keterwakilan gender. Radia Ango dan Rosma Widji.
Bagaimana dengan persepsi politik yang menyebutkan bahwa untuk partai berbasis Islam sulit meraup satu kursi di dapil 3, menyusul wajib pilih 50:50 antara pemilih muslim dan muslim. Berbeda dengan partai nasional. Sehingga tidak heran jika empat parpol tadi lebih cenderung meraup kursi di dapil itu.
Pertanyaan itu mendapat jawaban Ketua Fraksi PHP (PKB-Hanura-Perindo) DPRD Banggai ini.
“PKB melakukan pendekatan kekerabatan. Makanya kami merekrut caleg lokal. Sehingga lahir istilah PKB itu adalah Partai Keluarga Balantak,” ucapnya.
“Golkar, PDIP, NasDem dan Gerindra, siapa yang paling lemah di dapil itu, maka PKB siap merebut kursinya,” tambah Haji Udin. *
Discussion about this post