Luwuk Times, Banggai— Meski salah satu partai politik (parpol) besar, namun power Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) nyaris tak tampak di Provinsi Sulteng. Indikatornya ada pada keterwakilan di DPR RI.
Sejak 1998 hingga pemilu 2019, PKB belum mampu mengirim satu pun kadernya duduk di parlemen senayan.
Tentu saja hal ini menjadi salah satu pekerjaan rumah (PR) tidak ringan bagi para caleg DPR RI PKB di pemilu 2024.
Caleg DPR RI PKB nomor urut 4 Dapil Sulteng Kaharuddin kepada sejumlah wartawan bertempat di Warkop Mangge Premium Tanjung Kecamatan Luwuk, Sabtu (23/12/2023) tak menampiknya.
“Iya benar sejak 1998, kursi DPR RI PKB dapil Sulteng kosong. Ini menjadi PR bagi kami,” ucap Kaharuddin.
Apa yang menjadi kelemahan PKB, sehingga belum mampu melahirkan wakil rakyat dari dapil Sulteng, padahal raihan suara yang akumulasi ada pada jumlah kursi di DPRD kabupaten/kota se Sulteng cukup signifikan?
Didampingi pengurus DPW PKB Sulteng yang juga Korwil PKB Banggai, Bangkep dan Balut Irwan, Kaharuddin memberi penjelasan.
Menurut dia, pada beberapa kali pemilu, PKB belum memiliki petarung. Sosok petarung tersebut tentu saja dibutuhkan keberanian.
Indikator lainnya sambung politisi berlatar belakang pengusaha ini, tidak saling menopang antara suara caleg DPRD kabupaten dan DPRD provinsi dengan caleg DPR RI.
Sehingga sekalipun kuantitas kursi DPRD kabupaten dan DPRD provinsi cukup banyak, namun tidak mengikut dengan jumlah perolehan suara caleg DPR RI PKB dapil Sulteng.
“Hasil pemilu 2019, akumulasi suara PKB se Sulteng sebanyak 128 ribu. Mestinya dengan angka itu PKB punya satu wakil di parlemen senayan,” kata Kaharuddin.
“Ini tentu saja menjadi PR bagi kami para caleg DPR RI. Pada pemilu 2024, PKB harus pecah telur,” tegas Kaharuddin yang mengaku telah turun konsolidasi pada 98 titik di Sulteng. * yan
Discussion about this post