BANGKEP— Partisipasi pemilih di pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 sangat rendah, tidak sampai 70 persen, berdasarkan rata-rata nasional. Disetiap provinsi dan kabupaten/kota berbeda-beda.
Berdasarkan pantauan yang ada di sistem informasi rekapitulasi (Sirekap), Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, partisipasi pemilihan hanya berkisar 68,16 persen.
Dibanding dengan pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) yang tingkat partisipasi pemilih mencapai 80 persen lebih, ini tentu patut menjadi perhatian bagi kita semua.
Di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), dari 2.255.639 daftar pemilih tetap (DPT) ada sekitar 600 ribu lebih, pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya, dengan beragam alasan.
Dari catatan yang ada hanya 72,4 persen masyarakat Sulteng yang menggunakan hak pilihnya dalam pilkada serentak tahun 2024.
Lelah dan Jenuh
Pakar hukum Universitas Indonesia, Titi Anggraini kepada wartawan menyebutkan, fenomena rendahnya pemilih pada pilkada serentak, terjadi karena beberapa sebab.
Diantaranya, karena kelelahan dan kejenuhan. Hal itu bukan hanya terjadi pada pemilih, tetapi juga dirasakan pada para penyelenggara pemilu serta partai politik (parpol).
Hal lain yang membuat partisipasi jadi menurun tak lain dan tak bukan dikarenakan pencalonan kepala daerah yang sentralistik di tangan pengurus pusat partai politik.
Hal ini yang menjadikan banyak calon yang tidak sejalan dengan aspirasi daerah, yang sekaligus mencerminkan selera elite politik nasional.
Faktor lainnya, penegakan hukum terkait penyelenggaraan pemilu yang tidak optimal.
Politik uang yang semakin masif disertai modus yang makin beragam. Sementara penanganan masih biasa-biasa saja.
Jika partisipasi pemilih pada pilkada langsung ditingkat provinsi dan nasional menurun dan jeblok.
Partisipasi Pemilih di Bangkep
Di Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), Provinsi Sulawesi Tengah, partisipasi pemilih justru meningkat.
Menurut Ketua KPU Bangkep Supriatmo Lamuan, mengacu dari hasil perhitungan suara yang dilakukan KPU Bangkep, lewat rapat pleno Senin-Selasa (02-03/12/2024), dari 91.079 daftar pemilih tetap (DPT) di Bangkep, tercatat yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 71.882 pemilih. Dengan rincian 69.966 suara sah sementara 1.916 suara dinyatakan tidak sah.
Hasil pleno KPU Bangkep itu telah menetapkan peroleh suara Paslon No 1 Rusli Moidady-Serfi Kambey meraih dukungan suara sebanyak 24.894 suara.
Disusul pasangan nomor 4 Sugianto Tamoreka-Heri Ludong dengan 22.048 suara.
Ketiga paslon nomor 2 Yutdam Mudin-Tamin Djopau dengan perolehan suara sebanyak 12.701.
Kemudian paslon nomor 3 Fatiyah Suryani Mile-Sudirman Sapat dengan jumlah dukungan 10.323 suara.
Masih menurut Supriatmo Lamuan, pilkada Bangkep yang dihelat 27 November 2024 lalu, partisipasi pemilih cukup tinggi jika dibanding pilkada gubernur Sulteng tahun 2020.
“Saat pilkada gubernur tahun 2020 partisipasi pemilih hanya 75 persen dari jumlah DPT. Sementara pada pelaksanaan pilkada bupati dan gubernur tahun 2024, mencapai 78,75 persen atau meningkat sekitar 3,75 persen,” jelas Supriatmo.
Meski dalam pelaksanaan masih ada ditemui kekurangan yang perlu perbaikan, akan tetapi pelaksanaan pilkada sudah berjalan sesuai aturan dan ketentuan dan yang menggembirakan prosesnya berjalan lancar aman partisipasi publik terhadap Pilkada meningkat.
Hal itu mencerminkan pengetahuan, kesadaran dan kepedulian masyarakat Bangkep terhadap pembangunan politik sudah meningkat dan semakin baik.
“Kedepan akan lebih baik lagi,” harap Supriatmo Lamuan. *
Reporter Setiyo Utomo
Discussion about this post