Banggai, Luwuk Times— Direktur Utama (Dirut) PDAM Banggai Bachruddin Amir didemo puluhan karyawannya, Jumat (09/05/2025). Aksi demo yang berlangsung pada pelataran kantor PDAM Banggai Kelurahan Soho Kecamatan Luwuk itu, memaksa dua direksi turun tangan.
Kedua direksi yang memberi pencerahan kepada para pendemo itu masing-masing Direktur Pelayanan Romi Botutihedan Direktur Teknik Ferdy Saajad.
Sejumlah karyawan Perumdam (penyebutan PDAM) Banggai menyatakan mosi tidak percaya terhadap Direktur Utama PDAM.
Itu lantaran terindikasi otoriter dalam memimpin perusahaan. Bahkan sewenang-wenang terhadap karyawan.
“Surat mosi tidak percaya ini sudah kami kirimkan ke Bupati Banggai. Somasi itu berisikan beberapa dugaan pelanggaran Direktur Utama yang menjabat sejak Oktober 2021 lalu,” ucap salah seorang karyawan PDAM Banggai.
Arahan Dua Direksi
Dihadapan pendemo, Direktur Pelayanan Romi Botutihe memberikan arahan kepada karyawan agar tetap tenang, menahan diri dan tetap memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat.
Begitu juga dengan Direktur Teknik Ferdy Saajad. Ia menyampaikan selain tetap fokus pada pekerjaan juga jika terdapat kerusakan jaringan Transmisi Distribusi, harus kita perbaiki bersama-sama.
Dengan begitu masyarakat pengguna jasa tetap terlayani dengan maksimal.
Dalam orasi mereka, ada beberapa keluhan para karyawan PDAM Banggai. Yakni segera bayarkan hak-hak mereka, termasuk biaya operasional sejak Januari sampai April 2025.
Mereka juga mendesak tidak ada lagi kegiatan wisata ke Paesupok yang berlangsung Sabtu dan Minggu setiap pekan. Alasan para karyawan, karena keuangan perusahaan lagi tidak sehat.
Copot Direktur Utama PDAM

Selain meminta agar tidak ada lagi penerimaan karyawan, mereka juga meminta kepada Bupati Banggai agar mencopot Direktur Utama PDAM Banggai.
Tak itu saja yang menjadikan alasan sehingga para karyawan perusahaan milik daerah ini harus melaksanakan demo.
Ada beberapa dugaan penggunaan dana fiktif. Sehingga mereka meminta agar tim BPK Sulteng melakukan audit.
Pertama, pembelian tanah seharga Rp 80 juta lebih. Anehnya tidak ada bukti lokasi.
Kedua, pembangunan gudang logistik dan pagar kantor unit Simpong. Rancunya, tanpa rancangan anggaran biaya atau RAB.
Sedang ketiga, setiap usulan biaya tetap ada potongan yang diserahkan kepada Direktur Utama PDAM Banggai.
Akibat semua itu sambung salah seorang karyawan PDAM Banggai, maka terpangkas biaya operasional karyawan.
Berdampak Semangat Kerja
Hal ini tentu saja berdampak pada semangat kerja karyawan. Sehingga pendapatan dan tingkat pelayanan terhadap pelanggan ikut menurun.
“Tentu saja berdampak pada penurunan produktivitas dan semangat kerja kami. Karyawan sering tekor, karena harus menutupi biaya operasional yang terpangkas,” ungkap sumber.
Belum lagi sambung dia, sikap dan tindakan Direktur PDAM yang arogan. Tudingan itu beralasan. Karena ketika ada karyawan yang enggan pergi berwisata ke Paesupok, maka terjadi mutasi terhadap karyawan itu.
Berangkat dari keresahan ini sambung sumber, sehingga aksi demo ini harus ada. Dan tuntutannya adalah para karyawan menolak tegas kepemimpinan Direktur Utama PDAM Banggai. *
Discussion about this post