Oleh: Ahmad Alhabsyie
MENGUTIP Pernyataan Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid yang ingin menjadikan Kabupaten Tojo Una-Una sebagai “Kabupaten Sawit”, patut dipertanyakan.
Alih-alih terdengar sebagai gagasan pembangunan, pernyataan itu terdengar sebagai ancaman terselubung terhadap ruang hidup masyarakat.
Lebih mengkhawatirkan lagi ketika ide itu dikemas dengan istilah yang menjanjikan, emas hijau atau mungkin janji yang berselimuti kepentingan, namun di buat secara manis di telinga masyarakat.
Lebih mengkhawatirkan lagi ketika ide itu dikemas dengan istilah yang menjanjikan, emas.
Dampak Pembukaan Lahan untuk Sawit
Hilangnya Habitat
Pembukaan lahan untuk perkebunan sawit menghancurkan hutan, yang merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan.
Termasuk spesies yang terancam punah dan akan menghilangkan tempat pencaharian masyarakat itu sendiri, masyarakat pula akan kehilangan kebun dan tanah nenemoyang mereka.
Pembukaan lahan untuk perkebunan sawit merupakan sumber utama deforestasi di Indonesia dan memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat.
Pembukaan lahan untuk sawit sering kali melibatkan konversi hutan, yang mengakibatkan hilangnya habitat satwa liar, berkurangnya biodiversitas, dan peningkatan risiko kebakaran hutan.
Konflik dengan Masyarakat Adat
Pembukaan lahan untuk perkebunan sawit seringkali terjadi tanpa persetujuan masyarakat adat, yang menyebabkan konflik dan ketegangan sosial. Dan semua hal ini kemungkinnan akan terjadi, dikarenakan masyarakat adat Tojo Barat menolak pembukaan lahan tersebut.
Deforestasi
Pembukaan lahan untuk perkebunan sawit berkontribusi besar terhadap deforestasi di Indonesia.
Menurut Greenpeace, sekitar 23 juta hektar hutan tropis Indonesia hancur antara tahun 2001 dan 2020, terutama akibat pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit.
Risiko Kebakaran Hutan
Pembukaan lahan untuk perkebunan sawit seringkali melibatkan pembakaran hutan. Kebakaran hutan dapat menimbulkan polusi udara, merusak ekosistem, dan mengancam kesehatan masyarakat.
Konflik dengan Masyarakat Adat
Pembukaan lahan untuk perkebunan sawit seringkali terjadi tanpa persetujuan masyarakat adat, yang menyebabkan konflik dan ketegangan sosial.
Pengaruh pada Sumber Daya Air
Pembukaan lahan untuk perkebunan sawit dapat memengaruhi siklus air dan menyebabkan penurunan kualitas air.
Saya adalah anak daerah Tojo Una-Uuna. Saya lahir dan besar di sana.
Dan saya tidak bisa diam melihat kampung halaman saya dijadikan proyek eksperimen atas nama kemakmuran.
Oleh karena itu, kami sebagi aktivis mahasiswa menolak dan mengecam keras adanya pembukaan lahan yang dibilang sangatlah luas dan merugikan masyarakat itu sendiri.
Dan saya meminta kepada masyarakat Tojo Una-Una harus kritis. Jangan sampai kehilangan hutan, tanah, dan masa depan anak cucu.
Jangan sampai gagasan makmur justru melahirkan kemiskinan dan merusakan ekologis yang permanen. *
Penulis adalah Aktivis Mahasiswa
Discussion about this post