Ia menekankan ujaran kebencian dan rasisme telah memburuk di Israel.
“Selama 96 hari terakhir, Israel melancarkan serangan ke Gaza yang dianggap paling kejam dalam sejarah. Tujuh puluh persen korban pengeboman Israel di Gaza adalah perempuan dan anak-anak, dan sekitar 7.000 warga Palestina masih hilang di bawah reruntuhan,” ungkap duta Afsel itu.
Warga Palestina akan dibunuh jika mereka tidak meninggalkan tempat tersebut, di tempat di mana mereka mengungsi, dan di jalan yang diklaim Israel aman.
“Jenazah dikuburkan di kuburan massal. Dalam minggu-minggu pertama, Israelmenjatuhkan 2.000 bom di wilayah yang mereka klaim aman. Bom-bom ini termasuk yang paling berdarah dan paling merusak yang dijatuhkan melalui pesawat terbang,” ungkap duta Afsel itu.
Lebih dari 1.800 keluarga kehilangan lebih dari satu anggotanya. Ratusan keluarga musnah akibat pengeboman Israel. Ayah, anak laki-laki, ibu, bibi, dan paman dibunuh bersama-sama. Pembunuhan ini, yang dilakukan dengan sengaja, tidak memandang siapa pun. Bahkan bayi sekalipun.
Diungkapkan pula bahwa serangan Israel di Gaza mengakibatkan lebih dari 36.000 korban jiwa.
Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan perempuan, pada saat sistem kesehatan sedang runtuh warga sipil ditangkap oleh pasukan Israel setelah menganiaya mereka.
Sekretaris Jenderal PBB menggambarkan Gaza sebagai kuburan anak-anak, dan penderitaan fisik dan psikologis warga Palestina tidak dapat digambarkan.
Menteri Kehakiman Afsel juga menjelaskan bahwa Israel memberlakukan kondisi di Gaza yang tidak memungkinkan kelangsungan hidup, melalui pemindahan paksa setelah memaksa 85 persern warga Palestina di Gaza untuk mengungsi.
Mereka yang menolak untuk pergi atau tidak mampu melakukannya dibunuh atau diancam dengan kematian. Banyak warga Palestina yang mengungsi lebih dari satu kali.
“Israel memberlakukan perintah evakuasi di seluruh rumah sakit dengan segala isinya, termasuk bayi,” demikian penegasan di sidang Mahkamah Internasional. * stp
Baca: Tiga Target Militer Israel untuk Rakyat Palestina, Poin Terakhir Paling Biadab
Discussion about this post