Kurang apa Soekarno terhadap Indonesia? Ia punya tujuan yang mulia terhadap rakyat Indonesia, tetapi semua kehebatan dan kehormatan Soekarno terkubur oleh ambisinya yang ingin berkuasa seumur hidup.
Demikian pun Soeharto, yang dikenal dengan Bapak Pembangunan Indonesia dan telah menghantarkan Indonesia menjadi negara Macan Asia, tetapi semua kehebatan dan kehormatan Soeharto digulingkan dan terkubur oleh ambisi nya yang ingin berkuasa selama-lamanya dan memelihara Korupsi, kolusi dan nepotisme.
Baik Soekarno maupun Soeharto masih jauh lebih baik dan mulia dari pada perilaku Firaun yang di ceritakan dalam Alquran.
Soekarno dan Soeharto masih mencintai masjid, mencintai anak-anak yatim dan tidak pernah membunuh bayi perempuan.
Kesalahan fatal kedua pemimpin ini karena INGIN BERKUASA SELAMA-LAMANYA seperti Firaun yang diceritakan dalam Alquran dan kitab-kitab suci lainnya.
Soekarno dan Soeharto lupa bila kekuasaan itu milik Allah yang tidak bisa di panjangkan ataupun dipertahankan. Politik Jokowi pun mulai tidak dituruti dan diamini oleh rakyat Indonesia.
Fakta-fakta menunjukkan bahwa etika dan moral kepemimpinan Presiden Joko Widodo mulai tidak dituruti.
Dari penjual rujak, masyarakat kecil, mahasiswa, akademisi, guru besar, kaum professional bahkan para pembantunya sendiri sangat mengkhawatirkan kapal besar yang di nakhodai Jokowi mulai bocor dan tanda-tanda tenggelam sangat tampak.
Jokowi benar, tetapi tidak baik. Sangat benar Jokowi bisa berkampanye dan memihak salah satu Paslon tetapi tidak baik atau tidak etis Jokowi menyampaikan hal itu di tengah perhelatan politik 2024.
Tidak ada salahnya Jokowi membagi-bagikan Bansos kepada rakyat miskin di depan Istana, tetapi tidak elok, tidak etis dan tidak baik pemberian itu di lakukan oleh Jokowi sendiri (Jusuf Kalla, 2024) cukup dibagikan oleh Lurah dan Camat.
Bila ingin berkuasa lagi, tidak usah dibuat Pilpres, cukup masa jabatan Jokowi diperpanjang (Masinton Pasaribu, 2024).
Bila Jokowi ingin nasibnya tidak seperti Soekarno dan Soeharto, maka hindari ambisi untuk berkuasa selama-lamanya sekalipun hal itu ia titipkan melalui anaknya.
Yang membuat kekuasaan itu diambil alih oleh Allah, karena adanya ambisi tersembunyi untuk berkuasa selama-lamanya seperti yang dialami Soekarno dan Soeharto.
Sepuluh tahun memegang kekuasaan adalah waktu yang ideal dan cukup bagi seorang pemimpin yang akan dikenang oleh rakyat dan sulit melupakannya.
Perilaku Firaun juga terdapat dalam kehdupan rumah tangga. Wajib diketahui bahwa istri Firaun Asyiah adalah wanita yang Allah masukan dalam surga, sekalipun suaminya adalah Firaun.
Banyak perintah perintah Firaun yang tidak di turuti Asyiah, dan Asyiah berani mengungkapkan perilaku-perilaku Firaun yang bertentangan dengan perintah Allah, termasuk untuk membunuh Nabi Musa as yang telah mereka pelihara.
Keberanian untuk tidak menturuti hal-hal yang bertentangan dengan etika dan moralitas dibutuhkan bangsa ini agar kehidupan berjalan di jalan yang benar dan baik. *
Discussion about this post