Ramadhan Berkah

Berpuasa di Bulan Ramadhan Agar Kita Bertaqwa

137
×

Berpuasa di Bulan Ramadhan Agar Kita Bertaqwa

Sebarkan artikel ini
Editor: Sofyan Labolo
Ilustrasi

SYAIKH AL-‘Utsaimin rahimahullah berkata: “Puasa ialah sebab ketakwaan apabila kewajiban puasanya dijalankan sepenuhnya. Allah ta‘ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Q.S. Al-Baqarah: 183)

Orang yang berpuasa diperintahkan untuk bertakwa; yaitu menjalankan segala yang Allah perintahkan dan menjauhi semua larangan-Nya, inilah tujuan terbesar puasa.

Puasa tidak dimaksudkan untuk menyusahkan orang yang menjalaninya dengan tidak makan, minum, atau menjauhi hubungan biologis saja.” (Fushul fish Shiyam)

Baca:  7 Amalan Bila Dikerjakan Akan Berpahala Seperti Orang Berhaji

Diwajibkan berpuasa agar kita bertakwa; yakni supaya lebih mampu menjauhi maksiat dan dosa. Sebab puasa menghancurkan syahwat dan melemahkan keinginan maksiat.
Fathul Qadir, 1/159.

Kata al-Baidhawi rahimahullah,

لَيْسَ المَقْصُودُ مِن شَرْعِيَّةِ الصَّوْمِ نَفْسَ الجُوعِ والعَطَشِ بَلْ ما يَتْبَعُهُ مِن كَسْرِ الشَّهَواتِ وتَطْوِيعِ النَّفْسِ الأمّارَةِ لِلنَّفْسِ المُطْمَئِنَّةِ.

“Rasa lapar dan haus sama sekali bukan tujuan inti dari kewajiban puasa; tetapi yang diinginkan ialah efek kondisi tersebut, yaitu runtuhnya syahwat dan berubahnya jiwa yang gemar pada dosa menjadi jiwa yang tunduk tenteram pada aturan Allah.”
Fathul Bari, 4/117.

Al-‘Allamah Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah mengatakan,

Baca:  Pujian Adalah Perangkap Setan

“Hakikat puasa ialah gabungan dari dua hal, yaitu;

1). Meninggalkan makan, minum, dan pembatal-pembatal puasa;

2). Menahan diri dari perbuatan yang Allah haramkan pada seluruh waktu. Sebab di bulan Ramadhan seluruh perbuatan yang haram konsekuensinya bertambah berat.

Jadi orang yang berpuasa dengan sempurna ialah orang yang;

  • Meninggalkan perbuatan yang Allah haramkan ketika berpuasa; seperti makan, minum, dan pembatal puasa lainnya dalam rangka mengharap rahmat Allah, ampunan-Nya, dan menjalankan perintah-Nya;
  • Sekaligus meninggalkan hal yang Allah haramkan, yaitu segala bentuk maksiat.

Inilah hakikat puasa! Puasa yang sempurna. *

error: Content is protected !!