Ahmad Saefuddin sempat pula berbagi pengalaman Jabar saat menjadi tuan rumah PON XIX tahun 2016, utamanya tentang tata kelola manajemen organisasi, anggaran, pembangunan sarana olahraga.
Semua itu tentu sangat berharga buat KONI Sulteng yang berencana ingin menjadi tuan rumah PON XXII tahun 2028.
Baik KONI Jabar dan KONI DKI Jakarta telah membangun kesepakatan dengan KONI Sulteng untuk saling mensuport dalam hal pembinaan dan pelatihan guna meningkatkan prestasi atlet.
Menariknya lagi, KONI Jabar menyatakan siap untuk menerima jika ada atlet- atlet Sulteng ingin magang di Jawa Barat.
TERHINDAR JURI KUNCI
Ketum KONI Sulteng, Nizar Rahmatu saat pertemuan dengan KONI DKI maupun dengan KONI Jabar tidak lupa memaparkan perihal sukses kontingennya pada PON Papua.
“Sejak Sulteng ikut PON pertama baru di PON XX Papua bisa meraih medali sampai 12 keping. Rinciannya, 1 emas 5 perak dan 6 perunggu,” terang Nizar.
Baca juga: Tak Masukkan LPj SIA, Cabor Terancam Mengembalikan Dana Hibah
Dengan torehan itu Sulteng berhasil terhindar dari juru kunci.
Pada PON XIX Jabar kontingen Sulteng berada pada urutan 32, dengan tanpa medali emas. Sekarang naik peringkat 29. Saat PON digelar masa kepengurusan KONI Sulteng pimpinan Nizar Rahmatu yang baru berumur 3 bulan.

Husin Alwi ST menuturkan selama kunjungan kerja ke KONI DKI dan KONI Jabar banyak diskusi dan sharing pengalaman. Utamnya menyangkut tata kelola organisasi, pelatihan, pembinaan, keuangan serta skema menuju Sulteng emas tahun 2024 sekaligus Sulteng-Go Khatulistiwa 2028.
“Sulteng banyak belajar dari KONI DKI dan Jabar dan ternyata apa yang telah kami jalankan selama ini telah sesuai,” katanya.
Menurut Husin baik KONI DKI Jakarta dan KONI Jabar mendukung program Sulteng-Go Khatulistiwa untuk menjadi tuan rumah PON XXII 2028. *
Discussion about this post