Opini

Bullying Makin Marak, Potret Buram Pendidikan Sekuler

972
×

Bullying Makin Marak, Potret Buram Pendidikan Sekuler

Sebarkan artikel ini

Perlu diketahui generasi saat ini mengalami krisis moral dan menjadi penyakit yang mengakar dalam dunia pendidikan akibat beberapa faktor.

Pertama, pemisahan agama dari kehidupan seolah agama hanya sekedar ibadah ritual saja sehingga dalam pendidikan, agama hanya sebatas mata pelajaran saja. Sekularisme ini memberikan ruang kebebasan berekspresi tak heran jika melakukan perundungan terus terjadi dan tidak memiliki ketakwaan kepada Allah.

Kedua, lemahnya peran orang tua dalam pola asuh. Apalagi dalam mengontrol tontonan dan pergaulan anak-anak. Serta menjadikan sekolah ibarat tempat laundry yang memasukan anak-anaknya agar bisa menjadi anak yang baik. Padahal, sekolah pertama bagi anak yaitu di rumahnya dan pembentukan kepribadian yang baik bermula dari pola asuh orang tua.

Ketiga, tidak ada kesadaran dan rasa takut ketika melakukan kejahatan karena tidak adanya hukum yang dapat memiliki efek jera. Dalam UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak pasal 76c “Setiap orang di larang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh, atau turut melakukan kekerasan terhadap anak” dan bagi siapapun yang melanggar akan di berikan sanksi pidana paling lama 3 tahun 6 bulan, sayangnya lemahnya hukum ini sehingga anak di bawah umur tidak akan di berikan sanksi sesuai dengan UU yang berlaku.

Baca:  Andai Dipaksakan Tiga Periode

Padahal, dalam Islam tidak memandang apakah seorang pelaku itu seorang anak atau bukan, selama sudah baliqh maka setiap orang akan terikat dengan hukum syara.

Dalam hal ini, negara memiliki tanggung jawab yang besar dalam menciptakan masyarakat sebagai umat yang terbaik sesuai dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala ;

“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…” (TQS. Ali Imran: 110)

Oleh karena itu generasi ini akan selamat apabila, menjadikan Islam bukan hanya sekedar ibadah saja, tapi sebagai aturan dalam kehidupan manusia. Dengan penerapan Islam maka akidah Islam akan tertanam kepada seluruh umat sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah. Sehingga Pahala dan dosa menjadi rujukan dalam melakukan perbuatan.

Dalam Islam pendidikan di atur dengan tsaqofah Islam yang berbasis akidah Islam akan mampu melahirkan individu yang berkepribadian Islam. Sedari awal ia sudah memahami tujuan hidup, yaitu untuk beribadah kepada Allah Taala. Tujuan ia belajar semata untuk Allah semata.

Baca:  Ini Daftar Keluh Kesah Rakyat yang Disampaikan kepada AT-FM

Dan dalam Islam jelas perundungan atau bullying adalah perbuatan tercela yang di larang oleh Allah Taala, dan larangan itu jelas dalam Al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (TQS. Al-Hujurat: 11).

Dan, tanpa Islam kita tidak akan baik, sebagaimana ungkapan Umar bin Khaththab ra., “Kita adalah umat yang pernah hina dan lemah, lalu Allah menguatkan dan memuliakan kita dengan Islam. Kalau kita mencari kemuliaan selain dengan agama ini, Allah akan menghinakan kita.”

Wallahu a’lam bishawab.

Penulis adalah Aktivis Komunitas Sahabat Hijrah

error: Content is protected !!