Salah satu pertanyaan Luwuk Times adalah tentang obsesi nya maju sebagai calon DPD RI.
Buya-begitu sapaannya memberi jawaban atas lontaran pertanyaan itu.
Pasca almarhum Sudarto, Nurmawati Dewi Bantilan dan Ma’mun Amir yang saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur Sulteng, tidak ada lagi perwakilan Banggai bersaudara yang duduk sebagai senator DPD RI.
Konstelasi politik itu lah yang mendorong nya untuk masuk dalam kontestasi DPD RI.
“Dulu ada pak Darto (sapaan almarhum Sudarto), juga ada ibu Wati Bantilan dan pak Ma’mun Amir. Tapi sekarang tidak ada lagi yang duduk di DPD RI. Kita rugi dong jika tak ada wakil disana,” ucap Mustar.
Tentu saja dengan ada keterwakilan, maka aspirasi dari Provinsi Sulteng akan lebih mudah terakomodir. Termasuk salah satunya terkait pemekaran wilayah.
Mustar memuji kehebatan dua politisi yakni Anwar Hafid dan Ahmad Ali.
Keduanya berasal dari wilayah yang sama. Tapi kini sukses menjadi tokoh Sulteng, bahkan tokoh nasional.
“Pak Anwar Hafid dan pak Ahmad Ali keduanya berasal dari kampung yang sama. Mereka sukses menjadi tokoh Sulteng,” ucapnya.
“Kami rugi. Karena tidak ada wakil di pusat. Suara kita berhamburan. Masa Banggai bersaudara tidak memiliki wakil baik di DPR RI maupun di DPD RI,” tambah Mustar.
Dukungan Tokoh
Mustar tampil percaya diri dalam menghadapi gawean politik yang tinggal menyisakan setahun lebih itu.
Discussion about this post