“Tim sepak bola kita ini ditakuti lawan. Dan disegani kawan,” kata Irwanto.
Bahkan daerah ini lanjut Irwanto bisa melahirkan pemain berskala nasional.
Baca juga: Saran Ketua Persibal, PSSI Banggai Ganti Pengurus
Diantaranya Djet Donal La’ala di liga 1 nasional, Udin Male yang pernah bermain di klub Kalimantan dan masih banyak lagi deretan nama pemain yang luar biasa mengharumkan persepakbolaan Banggai.
Tapi sekarang kondisinya berbalik.
Irwanto mengibaratkan sepak bola Banggai kerakap tumbuh di atas batu. Tinggal kenangan.
“Bahkan kalau tidak salah Pestu Ampana pernah mempecundangi tim Banggai. Ini tentu sangat menyedihkan,” kata Irwanto.
Makanya tegas Irwwanto lagi, dia sepakat dengan saran Bachtiar Pasman perlu reposisi pengurus.
Cari figur yang punya dedikasi yang tinggi untuk kemajuan persepak bolaan di Banggai. Rela mengorbankan waktu dan tenaga serta pikiran untuk kemajuan cabang ini dengan memutar liga domestik.
“Kembalikan kejuaraan Bupati Cup, Dandim Cup dan Kapolres Cup. Dengan begitu sepak bola Banggai tidak mati suri,” kata mantan pemain Bunta Putra di era tahun 1990-an, ini yang kala itu di manageri almarhum Hasan Pilohimi, Jemi Nayoan dan Beni Towoliu.
Perda
Terkait dengan dana CSR DSLNG atau perusahaan lain yang ingin menjadi sponsor PSSI Banggai, anggota DPRD Banggai asal dapi II ini kembali menjelaskan.
Apabila sudah ada kepengurusan baru, hasil musyawarah luar biasa atau apa saja istilah penyebutan cabang olahraga, perlu audiens.
Pertemuan itu melibatkan pengurus baru, Pemkab Banggai, DPRD Banggai dan pihak swasta.
Ketika sudah ada kata sepakat, maka perlu payung hukum atau Perda untuk sponsor seluruh cabang olahraga, termasuk sepak bola di daerah ini.
Penghujung statemen, Irwanto berkelakar namun bermakna, “masa daerah kaya raya, olaragahnya payah”. *
Baca juga: Turun di 9 Titik, PSSI Banggai Rekrut 50-an Pemain
Discussion about this post