Luwuk Times, Pagimana — Desa Jayabakti Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai mengalami kesulitan air.
Untuk memenuhi kebutuhan primer itu, di wilayah yang memiliki 5.543 jiwa atau 1.325 kepala keluarga itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mendistribusi sebanyak 25 ribu liter.
Rilis kantor BNPB Sulteng yang diterima Luwuk Times, Kamis 28 September 2023, desa terpadat penduduk itu, dalam beberapa hari telah mengalami krisis air.
Kondisi itu terjadi lantaran telah mengeringnya sumber air warga desa yang dihuni etnis Bajo tersebut.
Menyikapinya, Kepala BNPB Sulawesi Tengah, Akris Fatta Yunus memerintahkan anggota BNPB ke lokasi untuk memberikan bantuan air bersih.
“BNPB telah mengirim mobil tangki air minum berkapasitas 25 ribu liter untuk pasok kebutuhan warga desa Jayabakti, ” jelas Akris.
Ia juga menjelaskan bahwa pihaknya membutuhkan mobil tangki air dan pipa, untuk bisa mengalikan air ke pemukiman warga terdampak.
Penanganan manual dengan cara mendistribusikan air bersih sebanyak 5 kali angkut atau 25 ton setiap hari dengan 1 unit mobil tangki air.
Pada kesempatan itu juga, tim Reaksi Cepat BPBD Banggai bersama aparat desa melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menghemat penggunaan air dengan keperluan secukupnya.
Sesuai rilis BMKG, potensi musim kemarau yang berkepanjangan dengan peringatan fenomena El-Nino di beberapa wilayah termasuk Sulawesi Tengah.
Dan Hasil monitoring, hingga pertengahan 2023, sebanyak 63 persen dari zona musim telah memasuki musim kemarau. Salah satunya adalah Kabupaten Banggai.
Kondisi ini mengakibatkan jumlah kebutuhan air bersih yang tidak cukup. *
Discussion about this post