Oleh: Dr. Syarif Makmur, M.Si
FENOMENA gunung es terjadi kembali dalam perhelatan demokrasi kali ini. Jokowi menunjukkan kembali piawai politiknya dan membuat semua lawan-lawan politik menjadi tidak berkutik.
Kalau ditanya siapa ahli Politik Indonesia saat ini? Jawabannya adalah Jokowi. Tidak ada Presiden Indonesia selama ini yang memiliki kepiawaian politik seperti Jokowi.
Dua periode menjadi Walikota, selanjutnya menjadi Gubernur DKI (paroh waktu), dan menjadi Presiden dua periode, dan ada dua anaknya menjadi Walikota di tempat yang berbeda.
Sebuah prestasi pribadi, prestasi keluarga, prestasi politik dan prestasi kenegarawanan yang tidak pernah dicapai dan dimiliki oleh pemimpin Indonesia lainnya sekalipun sekelas Soekarno dan Soeharto.
Jokowi tidak pernah mengandalkan penasehat atau tim ahli, penasehat dan lainnya dalam mengambil sebuah keputusan besar.
Kalau ada yang mengatakan bahwa Jokowi di pengaruhi oleh penasehat dan pembisik nya adalah keliru.
Yang benar adalah Jokowi memutuskan sendiri berdasarkan naluri hati, pikiran dan pengalamannya sendiri.
Orang-orang sekelas Luhut Binsar Pandjaitan dan Bahlil Ladalia, dan lainnya adalah orang-orang yang kasarnya adalah pesuruh (petugas) dari Jokowi.
Pemikiran-pemikiran besar Jokowi sangat menakjubkan, sekalipun ia pernah disebut Firaun oleh budayawan Emha Ainun Najib, dan pernah disebut Plonga-plongo dan bodoh oleh Rocky Gerung.
Tidak sedikitpun Jokowi membalasnya dengan kejam kepada para pengkritiknya, sekalipun ia mampu melakukannya.
Disinilah kehebatan seorang Jokowi, yang memiliki kekuatan indera kelima yang hingga hari ini rakyat Indonesia tidak mengetahuinya.
Jangankan rakyat Indonesia, orang-orang terdekat Jokowi sekelas Luhut Binsar Panjaitan, Tito Karnavian dan lainnya mengamini dan samikna waataknya terhadap perintah dan ucaran Jokowi.
Kehebatan Jokowi yang tampak saat ini seperti gunung es, hanya 5 -10 persen yang ia perlihatkan, dan masih 90 persen yang masih Jokowi sembunyikan.
Gagasan dan ide perpanjangan masa jabatan, Pemilu ditunda hingga mengusulkan Gibran menjadi Cawapres Prabowo adalah sebagian kecil strategi yang itupun di kumandangkan oleh para pengikut dan pendukung Jokowi.
Hari ini kita diperhadapkan oleh sebuah fenomena politik kecurangan Pemilu dan Pilpres 2024.
Kita lihat dan kita dengar apa yang dikatakan Joko Widodo ketika ditanya awak media tentang kecurangan Pemilu.
Jawaban Jokowi sangat mendasar dan konstitusional “…. Di TPS-TPS itu ada saksi-saksi dari masing-masing calon, ada saksi-saksi dari setiap parpol, ada panwaslu, ada polisi, TNI dan lainnya. Kalau ada kecurangan dilaporkan saja ke Bawaslu tidak usah teriak curang. Sudah ada mekanismenya hingga gugatan ke MK …..”
Itulah jawaban Presiden Joko Widodo sambil tersenyum.
Kesantunan dan kerendahan hati inilah kekuatan hebat dari seorang Jokowi, dimana semua kekasaran pihak lain di jawabnya dengan santun dan rendah hati.
Semakin kasar dan brutal pihak lain mengantam Jokowi, maka semakin meningkat dan terangkat kemampuan Jokowi untuk mengalahkan lawan-lawannya.
Jokowi ini seperti besi, yang untuk mengalahkannya harus dengan api dan merangkulnya.
Discussion about this post