Kalau hanya mengandalkan kayu, paku, atau parang dan linggis apalagi hanya kekuatan pisau dapur tidak akan dapat menghancurkan besi milik Joko Widodo.
Lihat saja, orang-orang sekelas Prabowo, Fadli Zon Fahri Hamzah, Profesor Yusril, Air Langga, dan lainnya berada di ketiak Joko Widodo, bahkan Prabowo sendiri sudah menyatakan bahwa Jokowi adalah guru politiknya.
Sudah dapat dipastikan bahwa kecurangan Pemilu dan Pilpres yang sekalipun sudah ada bukti-bukti nya akan terbantahkan oleh KPU, Bawaslu apalagi MK.
Hanya membuang-buang energy dan semua sumber daya bangsa ini untuk mempersoalkan kecurangan Pilpres kali ini, karena kemenangan Prabowo Gibran sudah di desain untuk menang sejak beberapa bulan bahkan beberapa tahun yang lalu (film documenter Dirty vote: 2024).
Joko Widodo sangat Piawai dalam mengorganisir sebuah rencana untuk menjadi kenyataan.
Jusuf Kalla pernah menyebutkan bahwa celaka bangsa ini bila Jokowi menjadi Presiden, tetapi kenyataannya terbukti bahwa Jokowi menjadi Presiden dua periode bahkan JK pernah menjadi Wapresnya.
Gibran pun sangat di remehkan dan dilecehkan oleh publik, apakah ia akan menjadi wapres nya Prabowo.
Orang-orang dekat Prabowo pun tidak mempercayainya. Tapi kenyataan menunjukkan bahwa Gibran sampai ke penghujung pencalonannya menjadi Cawapres Prabowo. Kembali kepada seorang Joko Widodo.
Lawan Anies-Cak Imin bukanlah Prabowo, tetapi Joko Widodo, bahkan Rocky Gerung (2023) pernah mengatakan bahwa Anies tidak akan menang melawan Prabowo bila belum dapat mengalahkan Jokowi.
Pernyataan-pernyataan Anies yang tidak mendukung IKN dan program-program Jokowi lainnya menjadi jalan masuk bagi Jokowi untuk mengalahkan nya dengan berbagai strategi termasuk strategi kecurangan.
Kecurangan Pemilu bila hanya sampai di tingkat Bawaslu, dipastikan tidak akan mempengaruhi hasil quick qount, real quint ataupun perhitungan akhir secara manual oleh KPU yang akan tetap memenangkan Prabowo-Gibran.
Ice berg (gunung es) kecurangan Pilpres yang tampak dipermukaan hanya 5 – 10 %, dan sebenarnya masih ada 90 % kecurangan yang tidak diketahui publik, dan itu hanya diketahui oleh Jokowi dan KPU (Faesal asegaf: 2023).
Bahkan EEf Saefullah Fattah (2023) pernah mengucapkan bahwa harus mengalahan Prabowo untuk memberi pelajaran kepada Jokowi. Ini sebuah pernyataan politik yang sangat kasar yang justru semakin memperkuat Jokowi dan memenangkan Prabowo.
Kunci dan intinya, Jokowi ini tidak bisa diperlakukan secara kasar. Semakin kasar dan jahat publik memperlakukan Jokowi, maka akan semakin meningkat kekuatannya dan memenangkan nya.
Harus ada manusia seperti Musa dan Harun yang diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan kebenaran secara santun dan baik kepada Firaun.
Ingat, kebenaran yang disampaikan dengan buruk akan dikalahkan oleh ketidakbenaran yang disampaikan secara santun.
Kita harus banyak belajar dari seorang Jokowi tentang kesantunan, mungkin saja ia diutus oleh Tuhan untuk memperbaiki akhlak manusia Indonesia yang kasar, lantang dan tidak berakhlak sekalipun Jokowi saat ini dianggap tidak beretika.
Kecurangan Pemilu dan Pilpres kali ini, sekalipun telah ada bukti-bukti nya harus disampaikan secara santun, baik dan terhormat kepada Bawaslu dan MK.
Kebenaran harus disampaikan secara baik, demikian pun kebaikan harus disampaikan secara benar. Jokowi bisa menjadi walikota Solo dan dipercaya PDIP karena kesantunannya dan kerendahan hatinya.
Demikian pun, ia bisa dipercaya oleh PDIP menjadi Gubernur DKI karena kesantunan, kerendahan hati dan tingkat kesopanannya yang sangat tinggi.
Jokowi mampu menjadikan kancil menjadi gaja, dan juga mampu menjadikan gaja jadi kancil. *
Discussion about this post