Karena PKS memaknai bahwa ini merupakan masalah etika, akhlak dan sopan santun saja.
Rahmat pun memberi ilustrasi.
“jika kita masuk rumah seseorang dengan cara baik-baik, minimal keluar pun dengan cara yang baik-baik pula. Setidaknya pamitan atau mengucap salam. Bukan keluar diam-diam dan mengumbar aib tuan rumah di mana-mana. Apalagi sampai menyebar fitnah”.
Rahmat Ilahi melanjutkan, sebenarnya tidak perlu jauh-jauh berbicara aturan PKPU.
Karena kita cukup berbicara etika moral dasar saja. Ketika seseorang memilih berpindah partai, maka etika moral dasarnya adalah saat itu juga sepatutnya segera mundur dari partai itu.
“Apalagi kepindahannya dengan alasan sudah tidak sejalan. Jadi terkesan tidak sejalan dengan partai yang lama, tapi masih mau menikmati sesuatu dari partai itu,” ucap Rahmat.
Lanjut Rahmat dengan beranalogi, sederhananya adalah, seperti seseorang yang sudah menceraikan istrinya dengan alasan sudah tidak sejalan. Tapi tiap malam Jumat datang berkunjung dan menikmati sesuatu darinya. Ini agak sulit dicerna oleh akal manusia normal.
Rahmat mengaku, saat ini PKS Banggai sedang fokus dengan agenda-agenda pemenangan pemilu 2024.
“Kami tidak mau menguras energi mengurus masalah seperti ini. Jadi biarkan masalah ini berjalan secara alami apa adanya dan selesai dengan baik,” tutup Rahmat Ilahi. *
Discussion about this post