JAKARTA, Luwuk Times.ID—Meskipun pemilihan presiden (Pilpres) baru akan berlangsung pada 2024, sejumlah nama potensial sudah bermunculan di papan klasemen lembaga survei. Di antara kandidat itu tercantum nama beberapa kepala daerah atau pasangan lain yang mendapat dukungan dari rakyat.
Jendral TNI Andika Perkasa, S.E., M.A., M.Sc., M.Phil., Ph.D dan DR. Farhat Abbas berpotensi menjadi pasangan duet maut dalam kontestasi 2024 mendatang. Karena mereka merepresentasikan politik nasional dari kalangan muda yang dapat diterima oleh banyak kalangan nasionalis dan lain-lain tentunya. Potensi dan peluang masih terbuka lebar bagi siapapun tokoh.
Jendral TNI Andika Perkasa yang saat ini menjabat Kepala Staf Angkatan Darat merupakan sosok yang sangat berpengaruh di TNI saat ini. Ada beberapa kendala yang harus dilalui oleh setiap capres 2024 untuk dapat bersaing di Pilpres mendatang. Pertama soal dukungan partai politik atau gabungan partai politik.
Jendral TNI Andika Perkasa dan Farhat Abbas bisa dijadikan kandidat Capres karena memiliki peluang dicalonkan atau bahkan diduetkan jika mereka dapat mempertahankan tingkat elektabilitas dan popularitas masing-masing.
Potensi dan peluang masih terbuka lebar bagi kedua tokoh ini, meski tidak mudah. Keduanya kerap mengisi deretan ruang publik tapi sayangnya mereka bukanlah figur sentral di partai.
Kecuali Farhat Abbas yang merupakan Ketua Umum Partai PANDAI (Partai Negeri Daulat Indonesia). Sosok Farhat Abbas tidak asing bagi rakyat Indonesia, pada tahun 2014 Farhat Abbas sempat mencalonkan diri sebagai Capres 2014 – 2019 yang terkenal dengan slogannya “Capres Harus Berani Sumpah Pocong”, walapun keinginanya harus kandas.
Namun tidak dipungkiri popularitas Farhat Abbas pada waktu itu lebih terkenal ketimbang Jokowi dilansir dari republika.co.id (Jumat, 14 Maret 2014) “Pengacara kontroversial Farhat Abbas menempati peringkat pertama calon presiden (capres) yang paling populer pada jejaring sosial Twitter.
Hal itu berdasarkan hasil survei lembaga riset Katapedia yang dilakukan 8 Januari hingga 8 Februari 2014.
“Farhat Abbas meraih 23,85 persen, mengalahkan Jokowi yang menempati posisi kedua dengan 16,4 persen,” ujar Direktur Utama Katapedia Deddy Rahman di Jakarta, Kamis malam.”
Dari rekam jejak tersebut dapat dikatakan Farhat Abbas memiliki pengalaman dalam politik nasional yang cukup besar.
Praktis keduanya hanya mengandalkan tingkat elektabilitas untuk dapat dipinang parpol. Melihat kondisi tersebut, tentu saja kedua tokoh ini harus pintar-pintar merawat elektabilitas hingga perhelatan Pilpres 2024 berlangsung. Dengan elektabilitas yang terawat, maka satu syarat menjadi kandidat tetap terbuka, setidaknya untuk dilirik parpol dan gabungan parpol.
Tahun 2024 ini adalah momen politik Pilpres. Nantinya bisa diukur tingkat elektabilitasnya keduanya. Kalau bicara potensi, Jendral TNI Andika Perkasa dan Farhat Abbas memang sudah ada. Modal politik juga punya. Tetapi soal kelayakan secara objektif tentu harus diuji. *
(mhd)
Discussion about this post