Kedua, memberikan edukasi bencana kepada masyarakat. Seperti edukasi mengenai upaya yang harus dilakukan jika terjadi bencana gempa bumi atau adanya potensi letusan gunung berapi.
“Mengedukasi masyarakat, memberikan pelatihan kepada masyarakat itu jauh lebih penting. Sehingga masyarakat tahu ke mana akan lari, ke mana akan berlindung,” kata Presiden.
Ketiga, mengenai tata ruang dan konstruksi.
Presiden meminta jajaran terkait terutama dinas pekerjaan umum daerah dan badan perencanaan pembangunan daerah untuk memperhatikan mengenai hal ini.
“Jangan sampai terjadi. Karena ini selalu berulang. Misalnya di Palu, ada satu desa yang atau satu kecamatan yang setiap 20 tahun, setiap 50 tahun selalu berulang gempa ada di situ, tsunami, tanah merekah selalu titiknya sama, tetapi tetap masih dibangun perumahan di situ,” ujarnya.
Presiden juga meminta agar jajaran terkait memperhatikan peta kerawanan bencana dalam memberikan izin pendirian bangunan.
“Kita tuh kan sudah punya peta. Dimana yang terjadi erupsi gunung berapi, dimana yang sering terjadi gempa, kita tahu semuanya. Mestinya mulai diwajibkan agar masyarakat yang mendirikan bangunan itu konstruksinya diarahkan, yaitu konstruksi-konstruksi yang antigempa,” tandasnya.
Pada rakornas bertemakan bertemakan Penguatan Resiliensi Berkelanjutan Dalam Menghadapi Bencana itu, Gubernur Sulteng H Rusdy Mastura hadir. Ia didampingi Plt Kalak BPBD Provinsi Sulawesi Tengah Arfan. *
Penulis: Biro Adm Pimpinan
Editor: Sofyan Labolo
Discussion about this post