Do’a untuk anak isteri, doa untuk saudara kita, teman dan tetangga kita, atasan dan bawahan kita, doa untuk ketentraman daerah yang kita cintai ini, agar senantiasa berada di dalam hidayah Allah Swt.
Oleh karena itu guna menjaga agar keseimbangan hidup tidak tererosi oleh egoisme mementikan diri sendiri, tidak ada jalan lain kecuali persaudaraan harus kita tegakkan pilar-pilar keberagaman yang benar harus kita kokohkan sebagai tonggak utama dalam menata kehidupan bermasyarakat.
Benih-benih perpecahan, atas nama apapun dan sekecil manapun, harus kita musnahkan sebab dengan tegas Rasulullah SAW mengatakan :
“Bukanlah umatku mereka yang membesar-besarkan kesukuan, dan bukan pula umatku mereka yang tewas membela kesukuan”. (HR. Muslim)
Persatuan dan kesatuan, kebersamaan dan kerukunan merupakan dambaan setiap orang, Ibadah haji wukuf di Arofah, merupakan cermin dari bentuk kebersamaan dan persaudaraan.
Ibadah haji juga mengajarkan kesamaan, kesetaraan, dan persaudaraan umat manusia, maka promosikan ukhuwah di kalangan manusia khususnya sesama kaum muslimin dengan kecintaan yang mendalam bukan dengan kebencian.
Ingat “Cinta adalah satu-satunya kekuatan yang mampu merubah seorang musuh menjadi seorang sahabat”.
“Sahabat akan muncul dari pihak yang tidak terduga. Musuhmu saat ini bisa saja menjadi sahabatmu di lain hari. Ketika kebencian meliputi, dialah musuhmu. Ketika cinta bernaung, mereka menjadi sahabatmu”.
“Aliran air mampu menembus batu dan gunung sekeras apapun, itu menunjukkan bahwa kelembutan mampu mengalahkan kekerasan”.
“Jadilah cahaya, walaupun tak tersentuh tapi selalu menerangi. Jadilah angin walaupun tak nampak, tapi selalu memberi kesejukan. Jadilah sahabat sejati, walaupun tak bersama menjalani hari, tapi selalu menjaga hati”.
Nabi Ibrahim sudah memberikan contoh bagaimana berqurban yang baik. Ketika nabi Ibrahim menyembeli binatang pengganti anaknya, dagingnya itu dibagi-bagikan kepada fakir miskin.
Tindakan ini mengandung makna pemerataan, pemerataan ini sangat kita butuhkan untuk mengobati luka-luka sosial berupa kesenjangan ekonomi yang kadang-kadang menjadi faktor munculnya tindakan-tindakan makar.
Pada hari raya idul qurban ini umat islam diharapkan bukan saja memotong leher binatang seperti yang pernah dicontohkan oleh nabi Ibrahim AS.
Tetapi yang lebih penting lagi adalah memotong atau memenggal sifat sifat yang tidak baik yang ada pada diri kita.
Marilah kita berkorban demi kejayaan ummat. Semoga Allah memberikan kita kekuatan lahir dan bathin dalam mengorbankan apa yang diridhoinya. Amin ya Rabbal ‘alamin. *
Penulis adalah Ketua MUI Kabupaten Banggai
Kunjungi kami di Google News
Discussion about this post