PALU, Luwuk Times— Sengkarut persoalan pengelolaan dana Hibah KONI Sulteng yang sedianya diperuntuhkan untuk iven empat tahunan PON Aceh-Sumut tahun 2024 akhirnya menemui titik terang.
Jika diajang Pekan Olahraga Nasional (PON) sebelumnya kewenangan dan pertanggungjawaban keuangan itu berada di KONI, maka untuk PON XXI kali ini, KONI Sulteng yang dinakhodai tokoh Inisiator Olahraga Indonesia M Nizar Rahmatu, terbebas dari pertanggungjawaban dana PON 2024. Baik moril maupun materil. Sepenuhnya menjadi kewenangan dan tanggungjawab Satuan Tugas (Satgas) PON XXI Aceh-Sumut 2024.
“Alhamdulillah, KONI Sulteng terbebas dari pertanggungjawaban dana PON Aceh-Sumut tahun 2024,” kata Bendahara Umum KONI Sulteng Armin Amirudin, SH.MH.AIFO, Jumat 28 Juni 2024.
Menurut Armin Amiruddin, keputusan tersebut tertuang dalam enam butir pakta integritas yang ditandatangani oleh Komandan Satgas PON XXI Aceh-Sumut, Dody Triwinarto, SIP.
Salah satu butir menyebutkan selain akan menggunakan dana hibah sesuai peruntukannya berdasarkan usulan proposal yang diajukan.
Kemudian bersedia di audit pihak berwenang atas penggunaannya, di point kelima menyebutkan bahwa KONI Sulteng tidak terlibat apabila terjadi konsekuensi hukum.
Olehnya kata Armin, kwitansi dana hibah tahap dua sekira Rp 17. 051.374.400 langsung diserahkan kepada Satgas setelah sebelumnya dana tersebut di transfer via rekening kontingen PON Sulteng.
Selain bukti pakta integritas dan kwitansi, Armin juga memperlihatkan klausul surat pernyataan bahwa Komandan Satgas telah menerima dana hibah. Termasuk berita acara penyerahan uang dari Ketum KONI ke Kemandan Satgas dengan saksi Kadispora Sulteng Drs Irvan Aryanto, MSi dengan mengetahui Gubernur Sulteng Rusdy Mastura.
Dengan demikian tambah Armin, untuk pengelolaan serta pertanggungjawaban dana PON Aceh-Sumut, bukan lagi menjadi kewenangan KONI Sulteng.
Mulai dari urusan Puslatda, menyangkut peralatan 31 cabang olahraga, honorarium atlet, pelatih, asisten pelatih, mekanik dan official. Termasuk perihal pendanaan pemberangkatan kontingen ke Aceh- Medan serta pembayaran akomodasi kontingen kepada PB PON.
“KONI Sulteng hanya bertanggungjawab terhadap penggunaan dana rutin Kesekretariatan,” tandasnya.
Meski demikian kata Armin, dua tenaga IT KONI Sulten akan tetap melakukan pendataan melalui entry by name ke PB PON baik itu atlet, pelatih maupun official yang masuk dalam kontingen Sulteng di PON Aceh-Sumut September 2024 mendatang.
Apalagi menurutnya, harus diakui bahwa apa yang diraih atlet-atlet selama ini, mulai dari capaian prestasi di PON XX Papua, hingga meloloskan 31 cabang olahraga di PON XXI 2024 melalui babak kualifikasi, tidak lepas dari upaya dan kerja keras KONI Sulteng sebagai induk cabor dengan berbagai pendekatan.
Karena bagi KONI di setiap event olahraga ada pertaruhan harkat, martabat dan harga diri daerah, baik meraih prestasi maupun menciptakan sejarah baru buat Negeri Seribu Megalit Provinsi Sulteng.
Armin juga berharap wacana menor yang selama ini berkembang sebaiknya disudahi. Karena saat ini Satgas PON dan seluruh atlet tengah fokus berlatih mempersiapkan diri guna mewujudkan program bapak Tadulako Sulteng Rusdy Mastura menuju Sulteng Emas 2024.
“Dukungan dan Doa dari seluruh rakyat Sulteng sangat diharapkan. Karena ini akan menjadi energy baru serta kekuatan bagi seluruh patriot-patriot olahraga Sulteng dalam meraih pundi-pundi medali emas dan menciptakan sejarah ketika berlaga di PON XXI Aceh-Sumut,” pungkasnya. *
Baca: Atlet Sulawesi Tengah Nethavani Octaria Buktikan Sebagai Ratu Triathlon Indonesia
Discussion about this post