Kesediaan ini menunjukkan kesiapan politis dan administratif yang menjadi prasyarat utama penetapan ibu kota provinsi.
Wali Kota Tidak Harus Putra Daerah
Dalam banyak diskursus publik, sering kali muncul wacana bahwa pemimpin daerah idealnya adalah putra asli daerah tersebut.
Namun dalam konteks kota yang akan menjadi pusat pemerintahan provinsi baru, yang kita butuhkan adalah figur berintegritas tinggi, memiliki kompetensi manajerial, serta visi pembangunan jangka panjang. Kapasitas harus mengungguli asal-usul.
Sejarah membuktikan, banyak kepala daerah sukses bukan karena latar belakang geografisnya, tetapi karena kapasitas, jaringan, dan komitmennya membangun daerah.
Kota Luwuk, sebagai calon ibu kota provinsi, membutuhkan pemimpin yang mampu memobilisasi potensi daerah dan berkolaborasi dengan pusat serta provinsi lain. Ini adalah era kolaborasi, bukan kompetisi identitas.
Otonomi daerah adalah prinsip desentralisasi kewenangan dari pusat ke daerah agar pemerintah lokal dapat mengatur urusannya sendiri secara mandiri dan efektif.
Namun, otonomi tidak identik dengan keharusan yang memimpin “putra daerah”. Pemahaman sempit semacam itu justru berisiko melahirkan politik eksklusif yang mengabaikan kompetensi dan integritas.
Banyak contoh keberhasilan otonomi daerah justru lahir dari kepemimpinan yang tidak bergantung pada asal geografis, tetapi pada kapabilitas dan dedikasi.
Seorang wali kota ideal adalah mereka yang memiliki visi, rekam jejak, dan kemampuan membangun kolaborasi lintas sektoral — bukan semata-mata karena berasal dari daerah setempat.
Menekankan pentingnya putra daerah semata dalam pemilihan pemimpin bisa berujung pada eksklusivisme politik yang justru menghambat kemajuan.
Kota Luwuk, sebagai kota terbuka dan berkembang, seyogianya menjadi contoh demokrasi yang sehat di mana pemimpin dipilih bukan karena dia berasal dari daerah itu, tetapi karena kemampuan dan rekam jejaknya.
Dalam membangun Provinsi Sulawesi Timur, prinsip inklusivitas harus kita junjung tinggi.
Terbukanya peluang bagi siapa pun untuk berkontribusi tanpa batasan asal-usul adalah simbol kedewasaan politik dan kematangan masyarakat.
Kota Luwuk telah memenuhi hampir semua prasyarat sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Timur.
Kini saatnya semua pihak menyatukan visi membangun provinsi baru ini dengan menjunjung tinggi prinsip meritokrasi.
Sosok wali kota ideal bukan dari silsilah atau tempat lahirnya, tetapi dari kemampuan dan komitmennya memajukan kota dan daerah ini.
Karena pada akhirnya, yang rakyat butuhkan adalah pelayanan terbaik, bukan sekadar simbol kebanggaan lokal. *
Discussion about this post