Luwuk Times.ID — Meski cukup banyak sumber mata air, namun Luwuk Kabupaten Banggai sudah tidak layak lagi disebut Kota Berair.
Slogan itu bertolak belakang dengan ketersediaan air bersih. Sebagian warga justru mengalami krisis air yang higienis.
Sorotan ini disampaikan warga Kota Luwuk, Ahmad Yahya, Jumat (19/04/2024).
Menurut pegiat olahraga ini, hampir semua pemukiman warga, baik yang berada dalam Kota Luwuk maupun pinggiran kota, sering mengeluhkan soal ketersediaan air yang dikelola Perumda Banggai.
“Hampir semua pemukiman, baik dalam kota maupun pinggiran kota berteriak ketersediaan air yang kurang,” kata Ahmad Yahya.
Belum lagi dari sisi kualitasnya yang bagi Ahmad Yahya sangat jauh dari standar kelayakan.
“Bila musim hujan, air sampai ke konsumen keruh campur becek,” nilai dia.
Ahmad Yahya tidak sebatas mengkritisi pelayanan air bersih yang tidak maksimal.
Pengurus KONI Banggai ini turut memberi saran kepada Pemkab Banggai.
“Bagi saya sudah selayaknya Pemda memikirkan dan menyiapkan perencanaan investasi pembangunan Instalasi Pengolahan Air Minum. Itu penting, karena sebagai kebutuhan dasar manusia,” ucap Mad sapaan Ahmad Yahya.
Ia membandingkan dengan kebutuhan energi listrik.
“Untuk energi listrik alhamdulillah. Kalau hanya untuk kebutuhan masyarakat sudah teratasi, dengan beroperasinya PLTG Nonong Batui. Air ini yang menjadi masalah krusial,” tandas dia. *
Baca: Pimpin Nasyitaul Aisyiyah Banggai Karmila Lamadang Sebut Innalillahi wa Inna Ilaihi Rojiun
Discussion about this post