AKHIR-akhir ini masyarakat dipertontonkan oleh adegan orang tua ataupun siswa yang berupaya mengkebiri hak seorang guru sebagai pendidik.
Misalnya kasus di Wonosobo (29 Oktober 2024), medan (16 Januari 2025) terakhir ini adalah kasus viral di kota Mobagu Sulawesi Utara sebuah keluaga berupaya memviralkan guru karena guru bermaksud mendisiplinkan siswanya.
Bahkan dalam tayangan video guru dipaksa meminta maaf kepada peserta didiknya. Sungguh miris. Guru yang merupakan profesi yang harusnya dihargai, dihormati dan harus di dukung oleh orang tua menjadi tak berarti.
Guru adalah mitra perpanjang tanganan orang tua dalam mendidik anak harusnya saling bersinergi dalam mendidik anak.
Marwah guru adalah martabat, kehormatan dan perannya sebagai panutan dipandang cerminan keberhasilan generasi di masa yang akan datang.
Guru sangat diperlukan di era apapun, bertindak sebagai agen perubahan dan memainkan peran krusial dalam kemajuan suatu bangsa.
Guru berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai dan membangun karakter, bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan.
Menjaga integritas guru memerlukan kontribusi dari berbagai pihak, termasuk keluarga, Lembaga Pendidikan, masyarakat dan pemerintah.
Pemerintah perlu membuat kebijakan terkait perlindungan guru atas profesinya. Sehingga guru dapat melakukan tanggungjawabnya sebagai pendidik dalam mendisiplinkan siswa.
Teringat tahun 90-an siswa sangat taat dan patuh serta hormat pada guru karena wibawa, ketegasan guru.
Orang tua mendukung dalam proses pendisiplinan anaknya di sekolah. Meskipun anak di pukul tak ada orang tua yang melaporkan guru ke polisi, bahkan orang tua mendukung tindakan guru dalam mendisiplinkan anak.
Hal ini bukan berarti kekerasan terhadap anak dapat dibenarkan namun, perlu diperhatikan alasan guru melakukan tindakan tegas terhadap anak. Setiap guru pasti memiliki alasan dalam mendisiplinkan siswanya.
Dampak hilangnya rasa hormat siswa terhadap guru. Terkikisnya rasa hormat siswa terhadap guru mempengaruhi kualitas Pendidikan dan pengembangan karakter siswa.
Beberapa hal yang akan terjadi, yakni;
Pertama, kualitas pembelajaran menurun jika peserta didik tidak menghormati gurunya, maka mereka cenderung tidak dapat berkosentrasi dalam belajar sehingga berdampak pada menurunya efektivitas pengajaran.
Kedua, siswa yang kurang menghormati guru akan sulit mencapai keberhasilan akademis.
Ketiga, ketidakhormatan dapat menyebabkan kurangnya disiplin dan lingkungan kelas yang tidak kooperatif. Siswa akan cenderung mengganggu proses pembelajaran.
Keempat, hilangnya rasa hormat siswa kepada guru mengakibatkan stress, kecemasan dan depresi yang berdampak pada kinerja gur.
Kelima, kualitas pengajaran menurun, guru yang merasa direndahkan akan kehilangan motivasi sehingga menyebabkan kualitas pengajaran dan Pendidikan menurun.
Keenam, hilangnya keberkahan terhadap ilmu. Siswa yang meremehkan guru akan kehilangan keberkahan ilmu pengetahuan yang di dapatkan sehingga bisa dipastikan akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang baik. *
Penulis adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Luwuk
Discussion about this post