Reporter Naser Kantu
JAKARTA, Luwuk Times.id— Kementerian Keuangan RI memproyeksikan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2022 defisit di angka 4,85%. Meskipun begitu, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani defisit ini masih dalam batas kewajaran.
“Ini dikarenakan tahun 2022 adalah periode terakhir defisit APBN bisa berada di angka 3%, dengan demikian APBN dapat terus terjaga kesehatannya,” tulis Sri Mulyani melalui akun Instagramnya.
Defisit tersebut, dikatakan mantan pejabat penting Bank Dunia ini, berasal dari rumusan pendapatan negara yang ditarget sebesar Rp 1.840,7 Triliun atau tumbuh 6%. Sedangkan, belanja negara dialokasikan sebesar 2.708,7% atau tumbuh 0,4%.
RAPBN 2022 akan melanjutkan dukungan terhadap proses pemulihan ekonomi dan reformasi struktural. selain itu, tentu RAPBN 2022 akan fokus pada dukungan kesehatan dan perlindungan masyarakat dengan tetap fleksibel dan antisipatif dalam menghadapu ketidakpastian.
Pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi ditetapkan antara 5,0 – 5,5%. Namun begitu, pemerintah memilih untuk berfokus pada upaya pencapaian pertumbuhan 5,5%.
Target ini akan dicapai dengan menjaga mesin pertumbuhan yang sudah mulai kembali bekerja dengan baik, penguatan agenda reformasi struktural untuk meningkatkan produktivitas, serta peningkatan investasi untuk menciptakan lapangan kerja baru yang berkualitas dan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.
Pemerintah juga telah menetapkan 6 fokus utama kebijakan RAPBN 2022. *
Baca juga: Pokok Gugatan PMH belum Diperiksa dan Diputus PN Jakpus
Discussion about this post