Oleh: Dr. Syarif Makmur, M.Si
“SETIAP orang bangga akan negaranya, cinta akan pekerjaanya dan hormat serta patuh pada kedua orang tuanya” (Ali Bin Abu Thalib). Sehingga banggalah sebagai anak Indonesia.
Cinta akan profesi nya dimana pun kita bekerja. Jangan lah menjatuhkan lembaga dimana kita bekerja mendapatkan gaji dan pendapatan. Apalagi menjatuhkan nama baik dan kehormatan bangsa dan negara.
Patuh dan taat lah pada kedua orang tua. Jika engkau patuh dan taat pada negara, tetapi lebih patuh dan taat pada kedua orang tua mu. Yang terbaik diantara kamu adalah yang terbaik bagi keluarganya.
Argumentasi ini sederhana tapi makna mendalam yang dikandungnya sangat luar biasa.
Manusia terbaik diantara kamu adalah yang terbaik bagi sesamanya, pernyataan ini juga sangat mulia. Tidak memandang latar belakang agama, suku, ras, pendidikan dan sebagainya.
Intinya adalah yang terbaik diantara kamu adalah yang bermanfaat dan berguna bagi sesama manusia.
Sehingga menurut Gus Dur, jika seseorang itu telah berbuat baik dan benar, maka semua orang sependapat bahwa orang lain tidak akan menanyakan agama nya apa.
Lantas, bagi seorang abdi negara atau abdi bangsa, manakah yang lebih mulia (bukan utama), mementingkan negara dan bangsa atau mementingkan pribadi dan keluarga.
Menurut kamus, yang dimaksud dengan mulia :1) tinggi (tentang kedudukan, pangkat, martabat), tertinggi, terhormat contoh: ‘yang mulia para duta besar negara sahabat’ 2) luhur (budi dsb); baik budi (hati dan sebagainya) contoh: ‘sangat mulia hatinya’. 3) bermutu tinggi; berharga (tentang logam, emas, perak, dan sebagainya). contoh: ‘logam mulia’.
Dalam bahasa ketatanegaraan kita mengenal kata utama dalam kalimat mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. yang dimaksud dengan utama: 1) terbaik; nomor satu; amat baik; lebih baik dari yang lain-lain; 2) terpenting; pokok contoh: ‘soal tradisi di daerah menjadi soal utama dalam uraian tujuan utama pelajaran kesusastraan ialah untuk menumbuhkan minat baca anak-anak hasil utama daerah itu ialah kedelai dalam drama itu ia memegang peran utama’.
Sebagai referensi, ketika seseorang menghdap Nabi Muhammad SAW, dan mengungkapkan kepada Nabi Muhamamad SAW bahwa ia akan mengikuti Nabi untuk berjihad.
Lalu, Nabi SAW mengurungkan niat orang itu untuk berjihad, lalu Nabi menyuruhnya pulang, dan menyatakan jauh lebih mulia engkau mengurus orang tua mu yang sedang sakit dari pada ikut berjihad.
Discussion about this post