Antara negara dan keluarga ibarat kepala, pikiran dan hati. Kehormatan dan kebanggaan ada pada negara, sedangkan kemuliaan, cinta dan kasih sayang ada pada keluarga.
Seorang abdi negara dan abdi masyarakat harus bangga dan menghormati pemerintahan nya. Siapapun Presiden nya, siapapun Gubernurnya, siapapun Bupati nya dan seterusnya.
Sebaliknya, seorang abdi negara dan abdi masyarakat juga harus memuliakan keluarganya, memuliakan kedua orang tuanya, sayang dan cinta kepada istri dan anak-anaknya.
Jika sedang berada di persimpangan jalan, menemukan kondisi yang sulit dan diperhadapkan pada pilihan memlih tugas negara atau tugas keluarga, maka pilih lah tugas keluarga lebih mulia dan luhur.
Sebaliknya bila sedang berada di jalan terbaik, aman dan nyaman, tidak ada pilihan bagi seorang abdi negara untuk mengutamakan kepentingan negara dan bangsa serta rakyat Indonesia diatas kepentingan pribadi dan keluarga.
Pendekatan Kemanusiaan harus Lebih Utama dari Pendekatan Kekuasaan
Dalam pengelolaan bangsa dan negara serta pemerintahan, Presiden merangkap sebagai kepala negara dan Kepala Pemerintahan.
Sebagai Kepala Negara, Presiden memiliki kewenangan dan kekuasaan seperti raja. Sebaliknya sebagai Kepala Pemerintahan, Presiden harus dapat menangkap aspirasi dan denyut nadi rakyatnya.
Antara kekuasaan disatu sisi dan kemanusiaan disisi yang lain harus berjalan seirama.
Dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang berhubungan dengan rakyat nya sendiri, Presiden harus menomor satukan pendekatan kemanusiaan dan menomor duakan pendekatan kekuasaan.
Bila berhadapan dengan kondisi negara dalam keadaan bahaya yang mengancam kehidupan rakyatnya, apalagi berhadapan dengan musuh atau serangan negara lain, maka pendekatan kekuasaan harus lebih diutamakan dari pada pendekatan kemanusiaan.
Santun dalam bertutur, tetapi tegas dalam bertindak. Santun adalah pendekatan kemanusiaan. Sedangkan tegas adalah pendekatan kekuasaan. Menomor satukan keluarga itu lebih mulia dari kepentingan negara dan bangsa. *
Baca juga: Diam Adalah Bahasa Terbaik, Bila Kata Bijak Menjadi tak Bermakna
Kunjungi kami juga di Google News
Discussion about this post