Kalau appearance dibutuhkan seorang pemimpin, apalagi performance atau kinerja. Performance sangat erat kaitannya dengan kapabilitas intelektual, emosi dan spiritual. Hal ini memiliki korelasi positif dengan peningkatan kinerja pemimpin.
Kapabilitas intelektual berkaitan dengan kemampuan pemimpin merumuskan visi,misi,program dan agenda dari teoritik sampai implementasinya. Pemimpin idealnya,selain professional atau memiliki kepakaran di bidang tertentu (Tahu Banyak dari yang sedikit), juga memahami ilmu-ilmu lainnya dengan prinsip-prinsip penalaran dan logika-logika umum (Tahu sedikit dari yang banyak).
Kapabilitas emosional juga sangat penting bagi pemimpin. Hal itu berhubungan dengan pengendalian dan stabiltas emosi diri, simpati dan empati pemimpin. Tidak mudah marah dan mudah mencederai orang yang dipimpinnya. Percepatan penyelesaian berbagai masalah rakyat berupa kemiskinan, keterbelakangan sangat erat kaitannya dengan sejauh mana pemimpin bersimpati dan berempati dengan masalah yang di derita rakyat. Simpati dan empati menjadi pintu masuk bagi pemimpin untuk bekerja secara ikhlas, berani dan tanggungjawab terhadap rakyat yang dipimpinnya.
Sementara itu kompetensi Spritual berkaitan dengan pemaknaan kerja-kerja managemen dan kepemimpinan lebih berdimensi teologis. Kesadaran teologis menjadi unsur penting sebagai energi kerja memproduksi “Bayi-bayi sejarah” untuk siap bekerja semata ikhlas tanpa pamrih.
Jika kinerja semata hanya disandarkan pada unsur pamrih politik, ekonomi dan social, bisa jadi rentan dan bahkan bersiap-siap untuk kecewa. Yang celakanya biasanya mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi kerja.
Kompetensi intelektual dan emosional menjadi syarat seseorang diterima publik, sementara kompentensi spiritual berkaitan dengan ketakutan kepada Allah SWT.
Pemimpin yang mencintai dan dicintai rakyat serta takut kepada Allah SWT adalah pemimpin yang rakyat Banggai rindukan selama ini.
Pemimpin demikian menjadi kemestian sejarah dalam memandu dan menarik peradaban masyarakat Banggai.
Begitulah pemimpin Banggai masa depan, mesti memijakkan hati dan pikirannya. Para calon pemimpin mesti menyadari dari jauh hari sebelum ia memimpin, bahwa, ketika mereka memimpin, mereka memiliki mandat rakyat, tetapi tidak boleh menggunakan secuil pun mandat itu kecuali untuk kemaslahatan rakyat.
Para calon pemimpin Banggai mesti menyadari bahwa, segores tandatangannya pun dapat membuat rakyat bahagia atau justeru memberikan mudarat kepada rakyat.
Para calon pemimpin Banggai mesti membuka hati dan pikirannya untuk mempersiapkan konsep dan mental agar dapat bekerja dan memimpin untuk rakyat dalam makna yang hakiki.
Akhirnya, kita merindukan pemimpin yang mau berintropeksi dan senantiasa memperbaiki diri demi kemajuan masyarakat Banggai. *
Penulis adalah Jurnalis Banggai
Discussion about this post