Berdasarkan modus:
Pengadaan Barang/Jasa/KN Jumlah Perkara: 188
Perizinan Jumlah Perkara: 23
Penyuapan Jumlah Perkara: 564
Pungutan/pemerasan Jumlah Perkara: 25
Penyalahgunaan anggaran Jumlah Perkara: 46
TPPU Jumlah Perkara: 31
Merintangi Proses KPK Jumlah Perkara: 10
Total perkara : 887. (sumber laporan tahunan KPK-RI 2018)
Berdasarkan Pelaku:
Anggota DPR dan DPRD Jumlah Perkara: 247
Kepala lembaga/kementerian Jumlah Perkara: 26
Duta Besar Jumlah Perkara: 4
Komisioner Jumlah Perkara: 7
Gubernur Jumlah Perkara: 20
Wali Kota/Bupati dan Wakil Jumlah Perkara: 101
Esselon I,II, III dan IV Jumlah Perkara: 199
Hakim Jumlah Perkara: 22
Jaksa Jumlah Perkara: 7
Polisi Jumlah Perkara: 2
Pengacara Jumlah Perkara: 11
Swasta Jumlah Perkara: 238
Lain-lain Jumlah Perkara: 109
Korporasi Jumlah Perkara: 5
Total Perkara: 998 (sumber laporan tahunan KPK-RI 2018))
Berdasarkan Instansi:
DPR-RI Jumlah Perkara: 67
Kementerian Lembaga Jumlah Perkara: 321
BUMN/BUMD Jumlah Perkara: 56
Komisi Jumlah Perkara: 20
Pemerintah Provinsi Jumlah Perkara: 128
Pemkab/Pemkot Jumlah Perkara: 295
Total Perkara: 887 (sumber laporan tahunan KPK-RI 2018)
Indonesian Corruption Watch (ICW) merilis laporan semester 1 Tahun 2020 dengan merinci modus korupsi yaitu :
Penggelapan 47 kerugian keuangan Rp233,7 miliar.
Mark Up 33 kerugian keuangan Rp509 miliar.
Proyek Fiktif 26 kerugian keuangan Rp376,1 miliar
Laporan Fiktif 14 kerugian keuangan Rp48,4 miliar
Pungutan Liar 12 nilai pungutan liar (Pungli) Rp44,6 Miliar
Penyalahgunaan Wewenang 9 kerugian keuangan Rp78,6 miliar
Penyalahgunaan Anggaran 8 kerugian keuangan Rp2,6 miliar
Suap 6 nilai suap atas penerimaan gratifikasi Rp1,1 miliar
Penyunatan/Pemotongan 6 kerugian keuangan Rp8,5 miliar
Manipulasi Saham 4 keurugian keuangan Rp16,9 triliun
Gratifikasi 2 nilai gratifikasi Rp19,1 miliar
Anggaran Ganda 1 keurugian keuangan Rp1,5 miliar
Total perkara 169 dengan total kerugian keuangan Negara 18,1 Triliun gratifikasi senilai Rp20,2 Triliun, Pungutan Liar 44,6 Triliun.
Discussion about this post