LUWUK, Luwuk Times.ID – Di kalangan remaja masjid (Risma) se Kabupaten Banggai nama Ari Indrayana tidak asing. Karena lelaki kelahiran 42 tahun lalu ini adalah aktivis Risma.
Mungkin publik belum mengetahui jika Ari-sapaannya adalah penjual musiman pertama busana muslim yang mangkal di jalan MT. Haryono Kelurahan Luwuk.
Ditemui Luwuk Times di lapaknya yang diberi nama Arisdo Trendy Shop (ATS) Sabtu (24/04/2021), Ari banyak bercerita tentang pengalamannya menjadi penjual musiman busana muslim.
Awalnya, Ari menggelar jualannya itu di pentras Masjid Agung Annur Luwuk. Dia lupa tahun apalagi bulannya. Seingat dia, saat itu Bupati Banggai masih dijabat Ma’mun Amir, yang saat ini terpilih sebagai Wakil Gubernur Sulteng.
“Seingat saya di era pertama pak Ma’mun Amir sebagai Bupati Banggai,” kata Ari.
Itupun sambung pria bertato ini, tempat berjualan busana muslim serta perlengkapan ibadah lainnya itu berpindah-pindah.
“Dari pagi sampai sore saya mangkal di pentras Masjid Agung. Sore harinya saya pindah di trotoar depan masjid Agung,” kata Ari.
Bulan Ramadhan tahun berikutnya, Ari tetap menggeluti profesi sebagai penjual musiman. Tapi tidak lagi mangkal di seputaran masjid terbesar di Kabupaten Banggai tersebut.
“Saya pindah di salah satu halte di jalan Urip Sumoharjo. Yang saat ini tempat penjualan kelapa muda,” ucapnya.
Sepi pembeli, tidak membuat putra almarhum Nazaruddin ini patah semangat. Dia pun berinisiatif untuk relokasi tempat penjualan.
“Pernah saya menggelar jualan di seputaran kantor Telkom Luwuk dan di kawasan Tugu Adipura,” ucapnya.
Ari rupanya belum menemukan tempat yang refresentatif. Dia pun berinisiatif pada Ramadhan selanjutnya berjualan di atas trotoar jalan MT. Haryono.
“Saat itu baru ada tiga lapak. Dan kami hanya beralaskan tarpal di atas trotoar,” kenang Ari.
Alih-alih sudah mendapatkan tempat strategis, sehingga setiap bulan Ramadhan mendapat berkah secara ekonomi atas hasil dagangan busana muslim, keluar kebijakan pemerintah yang merelokasi penjual musiman itu ke pelataran Masjid Agung.
“Kami sempat pindah ke dalam. Tapi tidak sesuai harapan. Saya pun berinisiatif menjual busana Muslim itu di luar Kota Luwuk, yakni Toili dan Bunta,” kata Ari.
Di bulan Ramadhan tahun ini, Ari bersama para pedagang musiman lain, merasa bersyukur. Sebab sudah diperbolehkan menjajakan dagangannya di atas trotoar MT Haryono.
“Alhamdulillah kami sudah diberi izin menjual di “Jalur Gaza” MT. Haryono. Saat ini sudah ada 25 lapak yang berjualan,” terang Ari.
Dia punya alasan sehingga menyebut kawasan itu sebagai “Jalur Gaza” MT. Haryono. Karena di tempat ini membawa berkah bagi para pedangan musiman.
Discussion about this post