“Tempat ini memberi berkah Ramadhan, sehingga kami sebut Jalur Gaza,” ucap Ari.
ICON RAMADHAN
Ari bersama puluhan pedagangan musiman yang tergabung dalam Asosiasi Lapak Ramadhan (ALR), berkeinginan agar semua lapak yang menjajakan busana muslim serta kebutuhan ibadah lainnya, dipatenkan.
Alasan ALR, dengan adanya lapak khusus penjualan busana muslim, maka akan membantu masyarakat dalam mencari kebutuhan tersebut.
Apalagi sambung Ari, pedagangan musiman ini menjadi salah satu icon Ramadhan di Kota Luwuk Kabupaten Banggai.
Dia mencontohkan di Kota Palu. Warga disana tidak kesulitan ketika ingin berbelanja busana muslim. Pasalnya, sudah ada tempat atau lapak yang khusus menjual kebutuan tersebut.
“Di jalan Sis Aljufri dan jalan Mangga Kota Palu, lapak pedagang busana muslim sudah ada. Mengapa tidak di Kota Luwuk juga ada seperti itu,” jelas Ari.
Soal tempat tinggal tergantung kebijakan pemerintah setempat. Apakah tetap di “Jalur Gaza” MT. Haryono atau disamping Masjid Agung Annur Luwuk.
Rencananya sambung Ari, usai lebaran Idul Fitri mendatang, ALR dikukuhkan.
H-3 HAMBUR
Ari terbilang sukses dalam menggeluti bisnis yang satu ini. Saat ini, Ari telah mempekerjakan dua tenaga, dengan gaji lumayan plus THR.
“Alhamdulillah saya dibantu dua anak buah. Gaji manusiawi, makan dalam plus THR,” ucapnya.
Disentil soal harga, Ari menjamin jauh lebih murah dibanding toko. Dia pun memberi istilah, “barang toko, tapi harga pasar”.
Untuk jenis peci nasional saja, di toko dijual dengan harga Rp125 ribu. Tapi di lapaknya hanya berkisar Rp50 ribu-Rp60 ribu.
“Merk pecinya sama,” jelas Ari.
Di lapaknya juga menjual baju koko premium. Dibandrolnya Rp200 ribu per buah. “Ada juga koko yang bukan premium. Harganya Rp100 ribu,” jelasnya.
Rencananya pada H-3, khusus ATS akan menjual murah barang dagangannya, mulai dari peci nasional, kemko, gamis stelan, gamis jubah dan lainnya.
“Insya Allah pada H-3 hambur,” tutup Ari. *
(yan)
Discussion about this post