LUWUK— Bupati Banggai, Ir. H. Amirudin menghadiri kegiatan Banggai Brotherhood Rock Festival yang diselenggarakan oleh Solidaritas Musisi Banggai (SMB), bertempat Beach Cafe, Kelurahan Tombang Permai, Kecamatan Luwuk Selatan, Senin (23/5/2022).
Sejumlah pesan tersampaikan orang nomor wahid di Kabupaten Banggai itu buat para musisi rocker di Kota Luwuk Banggai.
Ia mengajak para musisi rocker di Kabupaten Banggai untuk meningkatkan skill dan lebih mengasah kemampuan. Karena lewat ajang seni itu mereka dapat mengharumkan nama Banggai pada Festival Rock skala Sulawesi Juni mendatang.
“Para peserta akan kita dukung lagi pada festival rock se Sulawesi, yang inshaAllah pelaksanaannya pada Minggu kedua bulan Juni. Oleh sebab itu, kepada teman-teman rocker supaya lebih banyak lagi latihan,” jelas Bupati Banggai.
Musisi Rocker Jakarta
Pada kesempatan yang sama, Bupati Amirudi menyampaikan pula rencananya untuk menyelenggarakan festival musik rock yang lebih besar dan meriah bertempat lapangan alun-alun Bumi Mutiara Luwuk untuk kembali menyaring putra-putri Banggai yang memiliki talenta pada bidang musik rock.
“Saya rencananya akan mendatangkan band rock dari Jakarta sehingga ada pembanding buat musisi-musisi kita. InshaAllah di minggu pertama bulan Juni, kita akan dihibur oleh para Rocker dari Jakarta,” imbuhnya.
Banggai Brotherhood Rock Festival sendiri, menurut informasi Panitia, mendapat dukungan dari Kodim 1308/LB, Kejaksaan Negeri Banggai, Polres dan tentunya Pemerintah Kabupaten Banggai.
Hasil Lomba
Pada perhelatan musik rock se-Kabupaten Banggai itu, Band Rock dengan nama “Not Ready”, keluar sebagai jawara. Kemudian juara kedua “Balecost Band”. Sedangkan posisi ketiga oleh “Agonize Band”.
Selain peringkat yang didasarkan pada performa band, ada pula pemenang yang dianugerahkan kepada player yang ada di setiap Band.
Best Vocal diraih oleh “Not Ready Band”, Best Guitarist diberikan kepada gitaris “Ballecost Band”, Best Bassist diberikan pada “Not Ready Band”, Best Drummer kembali “Ballecost Band” dan terakhir Best Keyboardist disematkan kepada pemain keyboard “Not Ready Band”.
Juri lomba musik tersebut merupakan musisi dan pakar musik yang telah malang melintang pada dunia permusikan Indonesia.
Pertama, Agung Saptono, musisi yang pernah mengajar di Ahmad Dhani School Of Rock dan sering menjadi Juri Pre-Casting pada beberapa ajang pencarian bakat di Indonesia, seperti Indonesian Idol, X-Factor dan Rising Star. Berikutnya.
Juri kedua adalah Pandan Purwacandra, dosen di Institut Seni Indonesia (Isi) Yogyakarta.
Setelah seluruh peserta menunjukan kepiawaiannya memainkan musik rock, para juri diminta untuk memberikan ulasan dan masukan terkait penampilan mereka.
Agung Saptono menyayangkan beberapa peserta masih melakukan tuning di atas panggung. Menurutnya, tuning atau menyetem alat musik harus sebelum peserta tampil.
“Selain tuning, rata-rata peserta belum ada yang menunjukan gimmick, atau sedikit atraksi yang dilakukan ketika tampil, padahal ini bisa menjadi nilai plus,” sambung dia.
Berbeda halnya dengan Agung Saptono, Alih-Alih mengkritik, Pandan Purwacandra mengingatkan para peserta untuk menjaga orisinalitas lagu yang diciptakan, karena melihat perkembangan zaman yang ada saat ini, rata-rata penjualan single dilakukan lewat digital store.
“Sistem digital store merupakan robot yang dengan mudah mendeteksi apakah bagian-bagian di lagu kalian sama dengan lagu orang lain,” ungkapnya.
Para peserta dalam penampilan mereka, menyanyikan dua buah lagu. Lagu pertama merupakan ciptaan sendiri. Sedangkan lagu selanjutnya merupakan lagu orang lain yang telah terarangsemen kembali. *
(Tim Liputan DKISP Kabupaten Banggai)
Discussion about this post