Luwuk Times, Liang — Desa Tangkop Kecamatan Liang Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) salah satu desa yang menjadi sasaran dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat desa pesisir oleh organisasi Burung Indonesia.
Hal ini terlihat dari beberapa kegiatan yang dilakukan di Desa Tangkop bersama Burung Indonesia. Dan salah satu kegiatan yang sedang dikembangkan adalah revitalisasi dan konservasi hutan mangrove sekaligus menjadi tempat pembibitan tanaman manggrove.
Diketahui bahwa manggove adalah tanaman yang banyak memberi manfaat dalam menjaga ekosistem wilayah pesisir khususnya di Desa Tangkop.
Kepala Desa Tangkop Mustarif Moidady mengapresiasi terhadap program Burung Indonesia.
“Saya sangat mengapresiasi. Karena Tangkop dijadikan salah satu desa yang menjadi sasaran pemberdayaan masyarakat pesisir dari organisasi Burung Indonesia,” kata Mustarif Moidady.
“Khususnya pada kegiatan yang sedang berlangsung ini adalah program pembibitan mangrove. Masih banyak lagi kegiatan yang dilakukan oleh Burung Indonesia di Desa Tangkop. Salah satunya pemberdayaan ekonomi masyarakat,” tambah Mustarif.
Ia berharap kegiatan ini berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat kepada masyarakatnya.
Local Project Coordinator, Burung Indonesia Andi Faisal Alwi mengatakan, persemaian mangrove di Desa Tangkop ini, untuk mendukung terlaksananya aksi-aksi konservasi pesisir di Bangkep.
“Sejak 2022-2024, Burung Indonesia bekerjasama dengan NABU Jerman mendorong terciptanya tata kelola perikanan skala kecil berkelanjutan di Banggai Kepulauan. Untuk menciptakan kondisi perikanan yang bernilai ekonomis dan ekologis, peran ekosistem pesisir terutama mangrove perlu dijaga”, jelas Andi.
Dari sekian banyak desa nelayan, Burung Indonesia memilih lima desa untuk program ini sebagai titik awal pertumbuhan penerapan tata kelola perikanan.
Termasuk mendorong munculnya kepedulian masyarakat dalam melestarikan ekosistem pesisir sebagai wilayah penting stok perikanan bagi nelayan skala kecil.
Sejauh ini, degradasi ekosistem pesisir yang kian meningkat dari praktik perikanan yang merusak telah berdampak pada jumlah hasil tangkapan nelayan, terutama bagi mereka para nelayan skala kecil.
“Untuk itu, upaya mengembalikan keseimbangan ekosistem pesisir seperti sedia kala diharapkan mampu mendekatkan area tangkapan nelayan di pesisir,” pungkasnya. *
Discussion about this post