LUWUK, Luwuk Times.ID – Hari kedua setelah sampai di Mamuju Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Relawan Rumah Zakat Banggai langsung mendistribusikan sembako bantuan kemanusiaan dari pemerintah dan masyarakat Kabupaten Banggai.
Usai shalat subuh berjamaah, aksi pendistribusian langsung dimulai. Itu setelah berkoordinasi dengan Posko Induk Rumah Zakat Action yang berada di Mamuju. Fokus aksi adalah mendistribusikan sembako di beberapa titik pengungsian yang ada di sekitar kota Mamuju.
Relawan Inspirasi Rumah Zakat Rella Nurbaeti kepada Luwuk Times Jumat (22/01) melaporkan, kondisi kota Mamuju belum sepenuhnya pulih.
Listrik baru menyala di sebagian wilayah saja. Wilayah yang lain masih terputus. Fasilitas air bersih juga belum lancar. Masyarakat masih mengandalkan suplai air bersih dari truk-truk air.
Untuk kebutuhan minum dari air mineral hasil bantuan. Aktivitas keseharian juga belum normal seperti semula. Trauma gempa masih terasa.
Beberapa aksi penjarahan bantuan juga masih menjadi cerita yang belum selesai. Banyak relawan kemanusiaan dari lembaga lain yang menceritakan bantuan mereka yang dijarah oleh masyarakat saat memasuki kota Mamuju.
Masyarakat rata-rata memilih lokasi pengungsian di daerah yang agak tinggi. Terkonsentrasi di wilayah dekat gunung, lapangan terbuka, atau di kantor-kantor pemerintahan.
Sekalipun ada di antara para pengungsi yang rumahnya masih utuh dan tidak hancur, mereka tetap memilih bermukim sementara di tempat pengungsian karena takut ada gempa susulan. Terutama mereka yang tinggal di sepanjang bibir pantai kota Mamuju.
Ada juga yang saat malam menginap di lokasi pengungsian dan siangnya balik ke rumah masing-masing. lokasi pengungsian tersebar dan tidak terpusat di satu lokasi yang sama.
Rella juga mengabarkan, kondisi tempat pengungsian juga sangat miris. Banyak yang menggunakan terpal seadanya dan dihuni oleh belasan orang. Menumpuk jadi satu dalam satu tenda yang sama.
Fasilitas MCK juga sudah ada. Sekalipun belum memadai. Para pengungsi dalam tenda menggunakan alas seadanya yang bisa dibawa dari rumah. Atau yang sempat terselamatkan.
Di musim hujan seperti sekarang, banyak yang tidak memiliki selimut. Untuk mengusir dingin hanya menggunakan sarung atau kain seadanya.
Terlihat wajah-wajah bahagia dan penuh kesyukuran dari para pengungsi yang telah diberikan sembako.
Mereka bersyukur dan mengucapkan terima kasih atas kepedulian pemerintah dan masyarakat Banggai yang telah memberikan kebutuhan makan dan minum bagi mereka melalui Rumah Zakat Banggai.
Ada yang bahkan menangis. Betapa tidak. Karena Banggai yang berada jauh dari Mamuju, terletak di wilayah Timur Sulawesi, justru menempuh perjalanan selama 2 hari 2 malam, sampai ke wilayah Barat Sulawesi untuk memberikan bantuan kemanusiaan.
“Terima kasih masyarakat Banggai, terima kasih Rumah Zakat” kalimat inilah yang selalu mereka sampaikan kepada relawan yang telah mendistribusikan sembako.
Tidak lupa relawan meminta pengungsi yang telah diberikan sembako untuk mendoakan para donatur yang telah memberikan bantuan. *
(rls/yan)
Discussion about this post