Reporter Naser Kantu
LUWUK, Luwuk Times.ID – Diawal pemerintahan Bupati Banggai Ir. H. Amirudin Tamoreka dan Wakil Bupati Furqanudin Masulili terus memastikan kehadirannya sebagai pemimpin bisa menjadi solusi atas persoalan di tengah-tengah masyarakat.
Seperti yang terjadi di Kecamatan Toili, Bupati Amirudin langsung melakukan peninjauan jebolnya Spillway bangunan pelimpah pembagi arus ke sungai Mansahang dan Sungai Toili yang di hantam banjir, sehingga dapat dipastikan mengancam mata pencaharian petani, dimana tidak bisa menanam pada musim ini yang akhirnya juga gagal panen.
Menjawab persoalan tersebut, Bupati langsung menginstruksikan OPD terkait untuk memberikan penanganan darurat.
Dihubungi Luwuk Times, Kepala Bidang (Kabid) SDA Dinas PUPR Jamad Lalusu mengatakan Dinas PUPR selaku penanggujawab teknis, BPBD penanggungjawab kegiatan dalam tanggap darurat dan BPKAD selaku penanggungjawab anggaran tengah melaksanakan perintah Bupati Banggai.
“Giat pagi ini, kami menggunakan alat berat eksavator terdekat, untuk mengatasi kekeringan air pada bendung Daerah Irigasi (DI) Toili yang mensuplai air kebutuhan petani seluas 2.410 Hektare,” ujarnya, Sabtu (12/06).
“Diperkirakan 2 – 3 jam lagi akan sampai dibangunan pengatur kiri/kanan jaringan irigasi ( BTO.0 ),” sambung Jamad.
Adapun besaran anggaran untuk membiayai kegiatan tanggap darurat itu, disebutkannya menyerap anggaran Rp. 396 juta.
Tidak ketinggalan pula disebutkannya, wakil rakyat asal Kecamatan Toili, Helton Abdul Hamid salah satu Anggota DPRD Kabupaten Banggai yang sangat peduli dengan kejadian bencana banjir, turut menyaksikan pengerjaan bangunan pelimpah tersebut, sehingga keresahan masyarakat petani pada jadwal tanam masa pengolahan tanah yang tentunya sangat butuh akan air irigasi dapat teratasi sekaligus memberi rasa nyaman pada masyarakat 9 desa disepanjang alur sungai Toili terhindari dari bahaya banjir susulan.
Tidak hanya OPD teknis, dia mengatakan turut memberikan andil dalam kegiatan ini Wakil Petani Toili Moilong yakni Ketua GP3A Bina Karya Moilong dan GP3A Setia Budi Toili, beserta Pengamat Pengairan Toili Singkoyo yang antusias perhatian atas desakan anggota tani, di lapangan tanpa kenal waktu.
“Meski kegiatan ini tidak serta merta bisa mencegah bencana akan datang, tapi paling tidak sudah bisa memberi pencegahan awal, karena yang namanya benca banjir tidak dapar diprediksi oleh kita manusia,” tutupnya. *
Discussion about this post