“Warga yang tidak ingin memilih incumbent Walikota Palu Hidayat sebesar 49,3 persen. Berbanding terbalik dengan angka yang ingin memilih kembali, 25,8 persen. Ini alarm untuk petahana,” tandasnya.
Lebih lanjut, Asep menjelaskan alasan masyarakat yang ingin dan tidak ingin incumbent terpilih kembali.
“Untuk yang tidak menginginkan kembali, sebanyak 77,1 persen menilai Hidayat tidak mampu menyelasaikan masalah yang ada di Kota Palu,” jelas Asep.
Terkait berapa banyak warga Kota Palu yang mengetahui dan akan ikut serta memilih pada 9 Desember nanti.
“Sebanyak 96,8 persen masyarakat Palu tahu jadwal voting day. Dari mereka yang tahu, 97,7 persen mengaku akan datang ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya,” ujarnya.
Saat ditanya apakah warga Kota Palu percaya bahwa pilkada memberikan dampak bagi kehidupan mereka?
Sebanyak 81,2 persen mengatakan sangat/cukup percaya, 10,3 persen tidak/kurang percaya. Sisanya tidak tahu/tidak jawab.
“Sebagian besar warga berharap melalui perhelatan pilkada Kota Palu ini melahirkan pemimpin yang bisa memperbaiki nasib mereka,” tutupnya.
MSI merupakan lembaga survei yang didirikan di Kota Tangerang Selatan, berdasarkan Akta Notaris Nomor 1, tertanggal 22 Februari 2012 dan SK Kemenkumham No. AHU-29207.AH.01.01. Tahun 2012.
MSI telah terdaftar di KPU Pusat sejak tahun 2014, dengan nomor: 013/LS-LHC/KPU-RI/II/2014. MSI juga terdaftar di KPU Provinsi Sulawesi Tengah sebagai lembaga survei pemilihan tahun 2020.
MSI tergabung dalam Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi). *
(rilis/yan)
Discussion about this post