Setelah para mujahid masuk ke wilayah Israel menyerang pos-pos militer kata Ahed, mereka tersadarkan bahwa tentara Israel yang disebut sebagai tentara terbaik di dunia, ternyata hanya klaim.
Mujahid Palestina dengan senjata apa adanya, mampu menghancurkan para tentara Israel. Itulah sebabnya, para mujahid makin berkeyakinan bahwa akan mereka kuasai.
“Kami tidak pernah berputus asa bahwa pejuang Palestina akan membebaskan Palestina. Senjata biasa bisa mengalahkan, dan memunculkan optimisme para pejuang,” ungkap Ahed.
Aksi tentara Pendudukan Israel sebut Ahed, sangat biadab.
“Yang dilakukan Israel saat ini, menyerang warga sipil, karena sampai hari ini mereka tidak berani berhadap-hadapan, dan pejuang Palestina, sangat siap dengan hal itu. Saat ini, Israel melakukan serangan paling biadab. rumah sakit, rumah penduduk, universitas hancur. Sampai kami binasa, kami akan tetap melakukan perlawanan hingga Masjid Al Aqsa dibebaskan,” tekan Ahed.
Ia menjelaskan bahwa wilayah jalur Gaza hanya 27 Km lebih.
Setiap hari, pasukan udara Israel menurunkan bom yang beratnya mencapai 1.200 ton.
Dalam kurun waktu 9 hari sejak dimulai genjatan senjata, bom yang dijatuhkan pasukan udara Israel, sama dengan 20 tahun bom yang dijatuhkan Amerika di Afganistan.
Ahed juga mengabarkan informasi terbaru bahwa jumlah syuhada sudah mencapai 3.000 warga Palestina.
Dari jumlah itu, hanya 2.000 yang dapat dilihat jasadnya. Sedangkan 1.000 lebih masih di dalam reruntuhan gedung.
“Kami tidak punya alat berat mengeluarkan mereka untuk dikebumikan secara layak. Setiap 5 menit, gugur syahid di Jalur Gaza,” ungkap Ahed.
Terakhir, apa yang harus dilakukan dunia, apa yang dilakukan Umat muslim. Apa yang dilakukan pejuang Palestina, tidak hanya sekadar memerdekakan negaranya, tapi mempertahankan Masjid Al Aqsa.
“Umat muslim harus mendukung rakyat Palestina, karena mereka menggantikan tugas kita menjaga Masjid Al Aqsa. Kita harus mengajarkan anak-anak kita, tentang konflik Palestina. Pejuang Palestina tidak akan keluar dari Palestina, mereka akan tetap mempertahankan tanah mereka, karena tanah mereka suci, terdapat Masjid Al Aqsa. Hakikat konflik Palestina itu untuk mengetahui bahwa umat muslim berkewajiban membantu Palestina. Seakan-akan pemusnahan massal terhadap warga Palestina, maka kita tidak bisa berdiam,” katanya.
Pasokan makanan dan suplai obat-obatan di jalur Gaza sangat kurang. Jalur satu-satunya dari umat Islam untuk membantu mereka.
Harus diketahui, sedekah kepada Palestina, bukan kepada fakir dan miskin, tapi sedekah yang wajib, karena bantuan itu untuk mempertahankan Masjid Al Aqsa.
Ahed juga menjelaskan reaksi negara-negara Islam yang berdekatan dengan Palestina, karena Masjid Al Aqsa merupakan milik umat muslim.
Penjelasan Ahed terkait masalah ini merupakan pertanyaan peserta kajian Palestina yang hadir semalam. Ahed menguraikan bahwa Masjid Al Aqsa, milik umat Islam.
Jika ditanya sikap, harus membedakan sikap pribadi dan sikap sebagai negara.
“Sikap rakyat di negara-negara Islam itu mereka mendukung, tapi ada sikap resmi pemerintah, sebagian mereka mendukung, tapi ada juga negara-negara yang mengadakan perjanjian dengan Israel,” jelas Ahed.
Ahed yang saat ini ditugaskan di Indonesia, bersedia hadir di Luwuk, Kabupaten Banggai.
Permintaan itu disampaikan Iswan Kurnia Hasan yang memandu agenda kajian itu, karena antusiasme peserta, agar Ahed bisa hadir secara langsung bertatap muka. Permintaan itu pun diamini Ahed. *
Stp
Discussion about this post